Hal ini bisa menyebabkan munculnya lumpur atau sludge pada ruang mesin.
“Saat penggantian pastinya masih ada sisa oli di dalam ruang mesin, itulah yang menjadikan sludge (lumpur),” kata Bambang.
Maka dari itu, disarankan Bambang kepada para pemilik kendaraan agar tetap menggunakan satu jenis yang sama. Sehingga, munculnya lumpur pada ruang mesin bisa dicegah dan kondisi mesin akan lebih tetap terjaga.
Adapun dari Training and Technical Engineer Motul Indonesia, Rialdy Fasha mengatakan, oli mesin tiap merek memiliki grade kualitas yang berbeda-beda, sehingga jika sering gonta-ganti merek oli dapat berdampak buruk bagi kendaraan.
"Salah satunya dapat mempengaruhi performa dan proteksi pada mesin, antara lain bisa menyebabkan kerusakan pada seal, umur mesin yang lebih singkat, dan dampak buruk lainnya," kata Rialdy.
Selain itu, Rialdy juga mengatakan, setiap pelumas memiliki zat aditif yang berbeda-beda, jika terlalu sering diganti maka akan sisa pelumas yang lama akan bercampur oli baru.
"Jika terus dilakukan seperti itu, maka aditif oli yang terdapat pada mesin bisa terjadi perbedaan unsur senyawa yang mengakibatkan reaksi kimia pada mesin," demikian kata Rialdy.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Mengapa Dilarang Gonta-ganti Merek Oli Mesin", https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/11/092200915/alasan-mengapa-dilarang-gonta-ganti-merek-oli-mesin?page=all#page2.