Bayi yang sedang melewati fase pertumbuhan
Bayi yang sedang melewati fase pertumbuhan ( shutterstock )

Para Ibu Wajib Tahu, Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk !!!

17 Juli 2020 13:59 WIB

SonoraBangka.id - Stunting pada anak didefinisikan sebagai masalah gizi akut yang diakibatkan oleh asupan gizi yang masuk dalam tubuh kurang memenuhi standar dalam kurun waktu lama. Kondisi ini bisa terjadi mulai dari anak masih berada dalam kandungan dan efeknya baru nampak saat ia sudah berusia 2 tahun. Biasanya anak yang mengalami kondisi stunting kurang mendapatkan asupan makanan yang sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan pada usianya, sehingga pertumbuhannya pun jadi kurang optimal.

Stunting menjadi salah satu topik yang menarik perhatian banyak pihak selama beberapa tahun ke belakang. Merujuk hasil Survei Status Gizi Balita (SSGBI) 2019, angka prevalensi (jumlah kasus penyakit pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah) stunting di Indonesia sebesar 27,67 persen. Angka ini turun 30,8 persen dari tahun sebelumnya.

Selain tingkat stunting yang masih di bawah standar, pemahaman masyarakat tentang stunting pun masih terbilang minim. Salah satu indikasinya adalah stunting yang kerap diartikan sebagai gizi buruk di tengah masyarakat awam. Angka stunting berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 20 persen.

Lalu apa perbedaan antara stunting dan gizi buruk? Berikut penjelasannya.

1. Ciri ciri

Anak dengan gizi buruk tidak selalu memperlihatkan gejala fisik berupa perut buncit. Namun biasanya anak dengan gizi buruk memiliki ciri-ciri kulit yang kering, lemak di bawah kulit berkurang, dan otot mengecil. Nah, jika sudah mencapai tahap lanjut, ada kemungkinan perut anak menjadi buncit.

Sementara itu ciri anak yang mengalami stunting adalah pertumbuhanya melambat. Dimana kondisi ketika anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya, atau dengan kata lain, tinggi badan anak berada di bawah standar. Standar yang dipakai sebagai acuan adalah kurva pertumbuhan yang dibuat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

2. Faktor Penyebab

Masalah gizi buruk masih jadi pekerjaan rumah besar yang dihadapi oleh Indonesia. Tingginya masalah anak penderita gizi buruk disebabkan oleh berbagai faktor yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.

Gizi buruk lebih disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam waktu yang relatif singkat ketimbang stunting. Kekurangan asupan nutrisi dalam jangka waktu tertentu membuat berat badan anak turun dan memicu timbulnya gizi buruk.

Sedangkan anak dengan kasus stunting, umumnya diakibatkan kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama di masa 1.000 hari pertama kehidupan anak. Di samping itu, ada faktor lain seperti tingginya frekuensi sakit anak dan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang tidak tertangani dengan baik.

3. Dampak

Pada jangka panjang, gizi buruk dapat mengakibatkan pertumbuhan anak berhenti sebelum waktunya. Lebih jauh lagi, gizi buruk dalam jangka panjang akan menyebabkan anak kurus (wasting) dan stunting.

Anak dengan gizi buruk akan mudah mengalami infeksi karena kekebalan tubuhnya rendah. Selain itu, anak dengan gizi buruk juga memiliki intelligence quotient (IQ) atau tingkat kecerdasan rendah.

Sementara itu, stunting pada anak akan berdampak pada gangguan metabolisme, rendahnya kekebalan tubuh, dan ukuran fisik tubuh yang tidak optimal.

Stunting dalam jangka panjang dapat menyebabkan anak gagal tumbuh. Selain itu, kemampuan kognitif dan motorik anak pun akan terhambat.

Stunting dapat menyebabkan berbagai macam masalah, di antaranya:

  • Kecerdasan anak di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal.
  • Sistem imun tubuh anak tidak baik sehingga anak mudah sakit.
  • Anak akan lebih tinggi berisiko menderita penyakit diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker.

Cara Pencegahan

Memenuhi kebutuhan nutrisi sejak hamil hingga anak berusia dua tahun ( periode 1000 hari pertama kehidupan ) merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting, tentunya sambil terus memantau pertumbuhannya.

Salah satu upaya yang penting juga untuk dilakukan adalah dengan memberi air susu ibu (ASI) eksklusif hingga anak berusia enam bulan. Setelah anak mencapai usia enam bulan, Anda bisa mulai mengenalkan makanan pendamping ASI (MPASI). Anda pun perlu terus memberikan ASI hingga anak berusia dua tahun.

Menginjak usia satu tahun, anak bisa mulai menikmati makanan keluarga. Pada masa ini, upayakan untuk memberikan makanan sehat dan seimbang yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Di samping kecukupan nutrisi, kebersihan diri dan lingkungan pun perlu dijaga untuk mencegah gizi buruk dan stunting. Terapkan pola hidup bersih dan sehat ( PHBS), seperti cuci tangan pakai sabun dan menjaga kebersihan sanitasi lingkungan rumah. Terakhir, pantau terus tumbuh kembang anak untuk mencegah gizi buruk dan stunting sejak dini. Patuhi juga jadwal imunisasi agar anak terhindar dari penyakit berat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk yang Wajib Diketahui".

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/07/17/102016820/ini-perbedaan-stunting-dan-gizi-buruk-yang-wajib-diketahui?page=2.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm