SonoraBangka.ID - Hasil tangkapan nelayan menurun diduga akibat keberadaan ratusan TI apung yang beroperasi di Teluk Kelabat Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka.
Dilansir dari bangkapos.com, saat di cek di lokasi pada Minggu (19/7/2020), terkait keresahan nelayan kecil yang terdampak penurunan hasil tangkapan, memang terlihat banyak TI apung yang beroperasi dengan berpencar di sejumlah titik.
Menurut para nelayan yang ditemui langusng saat menjaring ikan, setelah adanya aktivitas tambang apung di Teluk Kelabat tersebut, hasil tangkapan mereka menurun drastis.
"Sebelum ada TI apung bisa dapat Rp300 Ribu sekali turun jaring ikan kalau sekarang liat sendiri dari jam 11.00 sampe jam 14.00 cuma dapet paling sekilo lebih. Cuma cukup untuk lauk makan bae," ungkap Tamzil warga Pulau Punai.
Menurut Tamzil semenjak beraktivitasnya tambang apung di Teluk Kelabat, lumpur semakin menebal sehingga menggangu tangkapan.
Sementara untuk mencari ikan di luar Teluk Kelabat dirinya atau nelayan kecil lain tidak berani.
Pasalnya alat tangkap dan mesin kapal kapasitas kecil, tidak mampu mencari ikan di laut lepas.
Nelayan berharap kawasan tersebut ditertibkan sehingga nelayan kembali bisa mendapatkan hasil tangkapan bagus kembali.
"Jaring apalagi mesin kami dak mampu kalau keluar Teluk Kelabat semoga ditertibkan TI apung ni jadi hasil nangkep ikan kamek banyak lagi," ujar Tamzil.
Berdasarkan pantauan di lokasi TI apung baik jenis TI apung tower ataupun TI apung mini yang beroperasi mencapai ratusan unit tersebar di sejumlah titik.
Seperti di Muara Berok, Pulau Punai dan Muara Kusam yang masih di kawasan Teluk Kelabat yang masuk wilayah Belinyu.
Seperti diketahui Kawasan Teluk Kelabat masuk dalam dua wilayah Kecamatan, yakni Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka dan Kecamatan Jebus Bangka Barat.
Informasi yang didapat oleh bangkapos menyebutkan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan yang masuk dalam IUP milik PT Timah Tbk.
Disebutkan bahwa salah satu perusahaan tambang telah mengantongi surat perintah kerja (SPK) dari PT Timah Tbk.
Salah satu penambang Jon yang mengoperasikan TI apung mini ditemui di lokasi saat mencuci hasil mengatakan dirinya ikut-ikutan menambang di kawasan tersebut setelah mulai ramai.
Jon mengaku tidak mendapatkan hasil memuaskan karena kalah dengan TI apung tower yang memiliki kemampuan lebih besar.
"Dak tau siapa yang punya lokasi ni kami cuma ikut-ikut nambang saja hasilnya pun dikit ni liat sendiri paling 2 kilo lebih," kata Jon yang mengaku warga Belinyu
Sementara itu Anggi Siahaan mengatakan singkat bahwa untuk kawasan tersebut pihak PT Timah Tbk tidak pernah mengeluarkan SPK. Ini menanggapi informasi adanya pihak yang telah mengantongi SPK.
"Diinfokan bahwa tidak ada SPK dari kita," kata Anggi Siahaan
Kasat Polair Polres Bangka Iptu Asmadi mengatakan terkait aktivitas tambang jenis TI apung di kawasan Teluk Kelabat Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka mengatakan sudah ada rapat koordinasi rencana penertiban di Kantor Gubernur beberapa waktu lalu. Rapat tersebut dipimpin oleh Sekda.
"Sudah ada rencana akan dilakukan penertiban disana, dimana rapat koordinasi saya hadir di Kantor Gubernur dipimpin Sekda dan akan ada rapat lanjutan sebelumnya dilakukan penertiban,"kata Iptu Asmadi.
Iptu Asmadi mengaku penertiban dilakukan koordinasi ditingkat provinsi. Pasalnya dengan jumlah ponton mencapai 400 unit tidak akan mampu dilakukan ditingkat Polres atau Kabupaten.
Hal ini mengingat jumlah personil serta sarana prasana dan anggaran tidak memadai.
"Dak mampu ditingkat Polres karena informasinya mencapai 400 unit disana tapi nanti kita pastikan dengan melakukan pengecekan kembali," kata Iptu Asmadi.
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Ratusan TI Apung Beroperasi di Teluk Kelabat Ganggu Tangkapan Nelayan kecil