Setiap tahun, pengawasan kearsipan ini, selalu dinilai. "Harapan saya tahun ini, penilaiannya akan lebih baik dari tahun sebelumnya," ungkapnya.
Berikut, berkaitan dengan pendataan perpustakaan, ini pun ditegaskan sangat penting, karena ini bagian dari pusat.
"Kita harus merubah dan mengamati data-data kita yang tidak sesuai antara data yang ada di perpustakaan nasional dengan data-data yang di perpustakaan provinsi maupun kabupaten/kota. Dengan sebuah harapan, data-data ini akan menjadi tolak ukur dalam pengembangan perpustakaan ke depan," ujarnya.
Webinar pendataan perpustakaan tahun 2020 yang diadakan oleh perpustakaan nasional itu, membahas tentang kasus pendataan data perpustakaan yang terjadi di seluruh provinsi.
Babel sendiri, masuk dalam regional 1, dan terjadi beberapa kali penginputan data perpustakaan, sehingga terjadi penggandaan yang cukup signifikan.
Kepala Bidang Sumber Daya Perpustakaan DKPUS Babel, Aswari yang turut serta dalam giat itu, mengatakan solusi yang akan dilakukan oleh DKPUS Babel, adalah memperbaiki data tersebut, dan mengirimkan kembali ke perpustakaan nasional.