Sebelumnya, ada Masazo Nonaka, warga Jepang yang tinggal di Hokkaido yang memegang rekor manusia tertua, namun ia meninggal pada usia 113 tahun.
Jadi ini bukanlah kali pertama Jepang memiliki warga dengan rekor manusia tertua.
Nah usia diatas rata-rata ini lebih disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah praktik makan khas Jepang, hara hachi bu, yang dalam Bahasa Jepang artinya "makan sampai kamu kenyang 80 persen" atau hampir kenyang.
Selain itu, makanan fermentasi, akar-akaran, sayuran hijau, dan ikan adalah makanan keseharian mereka yang biasa dijalani.
Sumber makanan yang mereka konsumsi kaya akan lemak omega-3 yang dikenal mampu melindungi dari penyakit jantung, pembunuh nomor satu di dunia barat.
Makan bersama sudah menjadi rutinitas dan hal itu berkaitan dengan penurunan risiko stres.
Maka dari itu Budaya komunitas di Jepang sangatlah kuat.
Menurut data Kementerian Kesejahteraan Jepang, jumlah bayi yang lahir di Jepang turun sekitar 5,9 persen tahun lalu menjadi kurang dari 900.000 untuk pertama kalinya sejak pemerintah mulai mengumpulkan data pada tahun 1899.
Rekor usia Tanaka adalah simbol dari populasi yang cepat menua di Jepang, yang ditambah dengan penurunan angka kelahiran.
Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran tentang kurangnya tenaga kerja dan prospek pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Nah, Aktivitas harian orang-orang Jepang juga tinggi, dengan para orang tua tetap mengambil peran kunci dalam acara-acara komunitas dan budaya yang mengakar di seluruh negeri adalah bagaimana mereka menghormati orang tua.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Resep Panjang Umur dari Orang Tertua di Dunia", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/01/09/071651620/resep-panjang-umur-dari-orang-tertua-di-dunia?page=2.