Taman Wilhelmina
Taman Wilhelmina ( kompasiana.com)

Sejarah Wilhelmina Park Yang Ternyata Untuk Menghormati Ratu Belanda

9 Agustus 2020 08:14 WIB

SonoraBangka.id - Saat ini kita sudah memasuki era new normal, dimana secara perlahan tempat  rekreasi dan ruang terbuka hijau  ( RTH ) di Bangka Belitung sudah mulai kembali di buka untuk umum.

Wilhelmina Park adalah salah satu RTH yang ramai dikunjungi karena berada di pusat kota Pangkalpinang.

Karena lokasi yang strategis berada di pusat kota, taman ini juga di penuhi oleh pepohonan yang membuat nyaman jika beraada disitu.

Taman ini berada bersebelahan dengan alun-alun Lapangan Merdeka dan rumah dinas wali Kota Pangkalpinang.

Jika Anda dari Bandara Depati Amir, maka dibutuhkan waktu lebih kurang 25 menit berkendara untuk mencapai taman ini.

Dalam proses kemerdekaan bangsa di Pulau Bangka, Wilhelmina Park memiliki catatan sejarah tersendiri sehingga tentu saja menarik untuk dikunjungi.

"Taman ini bagus untuk beristirahat saat siang hari. Kita juga tahu tentang sejarah republik di Pulau Bangka ini karena banyak catatannya dipahat di tugu," kata Syahnanto, pengunjung asal Jakarta di Wilhelmina Park, Minggu (26/7/2020).

Syahnanto juga mengatakan bahwa catatan sejarah yang sengaja dipahat pada sejumlah tugu menjadi salah satu pemandangan ikonik di Wilhelmina Park.

Tentu hal ini yang membedakan RTH dari tempat lain di Indonesia.

Wilhelmina Park ini dikatakan oleh bapak dua orang anak ini sangat cocok untuk tempat pembelajaran siswa atau sebagai wisata edukasi .

"Tadi saya lihat ada sumur juga. Airnya jernih dan ini sumurnya sudah lama sepertinya. Tapi sayang ini tidak dikelola dan tidak termanfaatkan. Seharusnya bisa," ujar dia.

Sementara pengunjung lainnya, Netty mengaku sering singgah di Wilhelmina Park.

Warga asal Toboali, Bangka Selatan ini biasanya pergi ke Pangkalpinang untuk urusan pekerjaan dan memilih istirahat di Wilhelmina Park.

Namun, ia mengaku waswas karena banyak pepohonan yang sudah tua dan sebagian dahannya terlihat lapuk.

Agar pengunjung merasa nyaman, pengelola taman diharapkan membangun tempat duduk yang memiliki kanopi besi yang kokoh, sehingga bisa melindungi pengunjung jika ada dahan patah yang jatuh.

Netty berharap agar lingkungan hijaunya lebih ditata lagi. Jangan kebanyakan bangunan beton

Wilhelmina park

Penghormatan pada Ratu Belanda

Wilhelmina Park, dirancang oleh Van Ben Benzenhorn, dan dibangun sejak 3 September 1913 ketika ibu kota Keresidenan Bangka dipindahkan dari Kota Mentok ke Kota Pangkalpinang.

Ini dijelaskan oleh Sejarawan Pangkalpinang, Akhmad Elvian.

Wilhelmina merujuk pada nama ratu kerajaan Belanda yang digunakan sebagai penghormatan dari para pejabat di daerah koloni ketika itu.

Kawasan ini juga merupakan fasilitas pendukung dari rumah Residen yang berfungsi sebagai taman, konservasi tanaman, tempat berolahraga ringan dan tempat berangin-angin (zich onspannen).

Akhmad yang juga mantan kepala Dinas Pariwisata Pangkalpinang mengatakan bahwa  awalnya Rumah Dinas Residen Bangka merupakan rumah Dinas Kepala Administratur Distrik Pangkalpinang atau rumah Controleur Pangkalpinang. Karena rumahnya digunakan sebagai kediaman residen, maka dibangunlah rumah dinas baru yang sekarang dikenal sebagai Woonhuis te di sisi utara.

Kemudian Wilhelmina Park berganti nama menjadi Tamansari setelah masyarakat Bangka Belitung menyambut berita kemerdekaan Indonesia.

"Pekik merdeka kemudian menggema di mana-mana dan oleh masyarakat Bangka dan Belitung tidak hanya diucapkan sebagai salam nasional melainkan kemudian dimanifestasikan atau disimbolkan dalam pemberian nama-nama tempat atau nama geografis," sebut Akhmad.

Kembali dijelaskan Akhmad bahwa Jalan yang dibangun antara alun-alun Selatan dengan Rumah Residen, diubah namanya dari Resident straat menjadi “jalan Merdeka”, kemudian wilhelmina park juga diubah namanya menjadi “Tamansari”. Selanjutnya di lokasi Tamansari juga dibangun satu Tugu yang diberi nama Tugu Merdeka.

Nah, sejak beberapa tahun lalu, tugu nama Wilhelmina Park kembali dibangun di bagian sisi kiri Tamansari.

Namun sayangnya papan nama tersebut terhalang dengan lapak pedagang dan parkiran kendaraan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menengok Wilhelmina Park, Taman di Babel untuk Menghormati Ratu Belanda", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/07/26/16060051/menengok-wilhelmina-park-taman-di-babel-untuk-menghormati-ratu-belanda?page=all.

 

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm