SonoraBangka.id - Jangan bayangkan akan mendapatkan daging yang dibalut dengan usus atau lembaran lemak ketika membeli sosis solo. Karena sosis solo ini jutsru lebih mirip risol ketimbang sosis daging, mengapa namanya bisa disebut sosis solo? Murdijati Gardjito peneliti pusat studi pandan dan gizi Universitas Gadjah Mada mengatakan sosis solo adalah hasil akulturasi. “Sosis hasil alkuturasi dari seni dapur Eropa dan Solo, sehingga bentuknya sudah tidak sama dengan sosis-sosis lainya,” jelas wanita yang akrab disapa Murdijati itu saat dihubungi oleh Kompas.com. Terbuat dari daging sapi giling yang digulung di telur dadar yang sangat tipis, sosis Solo adalah hidangan yang lahir karena dulunya seni dapur Jawa tidak memiliki makanan yang disebut bangsa kolonial sebagai sosis. Sosis milik orang Eropa terbuat dari adonan daging giling yang dicampur susu
Unsur budaya kuliner Belanda disebutkan Murdijati sangat kental di Solo saat masa penjajahan. Karena Solo atau Kota Surakarta adalah sasaran petinggi Belanda untuk menjalin hubungan baik dengan raja-raja di Mataram Kuno. "Orang Solo kepingin merasakan kenikmatan dari sosis orang Belanda," cerita Murdijati. "Saat mereka tau bahwa adonan sosis dibuat dari susu, akhirnya mereka memilih membuat versinya sendiri yang cocok dengan lidah wong Solo,” lanjutnya. Akhir dibuatlah sosis versi Solo dengan bumbu merica, bawang putih, dan pala karena saat itu masyarakat Solo tidak biasa mengonsumsi susu.
Murdijati juga memaparkan jika sosis orang Eropa umumnya disantap sebagai lauk saat memakan roti, tetapi sosis solo dikonsumsi sebagai camilan. Cerita lain datang dari Heri Priyatmoko Dosen Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Ia menjelaskan jika sosis solo berasal dari kreatifitas pengusaha restoran Tionghoa di Solo. Mereka melihat peluang bisnis dengan menjajakan sosis kreasinya untuk para bangsawan kolonial dan priyayi di Solo pada masa penjajahan. "Ditilik dari kacamata ekologi budaya, telur adalah unsur yang tersedia melimpah di tanah Jawa dan cukup diakrabi masyarakat pribumi dengan peternakan ayam di pekarangan," jelas Heri. Cara membuat sosis solo juga butuh ketrampilan tersendiri. Heri menjelaskan jika para koki sangat cekatan dalam membuat kulit sosis, karena jika tidak kulit yang tiipis akan mudah sobek.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejarah Sosis Solo, Camilan yang Lebih Mirip Risol ", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/food/read/2020/08/11/210300975/sejarah-sosis-solo-camilan-yang-lebih-mirip-risol-?page=all#page2.