Deretan mobil lawas milik para anggota Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) yang ikut serta dalam konvoi ke Bogor, Minggu (21/1/2018).   (Kompas.com/Alsadad Rudi)
Deretan mobil lawas milik para anggota Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) yang ikut serta dalam konvoi ke Bogor, Minggu (21/1/2018). (Kompas.com/Alsadad Rudi) ( kompas.com)

Ini Dampak Kalau Kendaraan Lawas Menggunakan BBM Dengan Oktan Tinggi

3 September 2020 18:35 WIB

SONORABANGKA.ID - Masing-masing pabrikan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat sudah merekomendasikan jenis bahan bakar yang cocok untuk kendaraan.

Pemilihan jenis bensin ini tidak hanya asal pilih saja atau yang memiliki oktan tinggi, tetapi menyesuaikan dengan kompresi kendaraan.

Dalam perkembangannya, masing-masing pabrikan menghadirkan kendaraan yang lebih modern dengan teknologi kekinian, termasuk juga meningkatkan kompresi kendaraan.

Semakin tinggi kompresi tentunya bahan bakar yang cocok juga memiliki nilai oktan yang lebih bagus pula, begitu pula sebaliknya.

Lalu bagaimana jika kendaraan lawas menggunakan bensin dengan oktan tinggi?

Bambang Supriyadi, dari Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor ( ADM), mengatakan, ada efek buruk yang akan terjadi jika kendaraan lawas menggunakan bensin oktan tinggi.

“Efeknya akan ada sisa bahan bakar yang tidak terbakar kemudian mengendap dan jadi kerak karbon di ruang bakar,” ujar Bambang kepada Kompas.com, Rabu (2/9/2020).

Pengendara mengisi bahan bakar minyak SPBU Indralaya, Ogan Ilir, Jumat (6/1/2017). Warga setempat seringkali harus membeli bahan bakar jenis Pertalite karena stok Premium sering habis. (KOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA)

Hal ini disebabkan karena bahan bakar tersebut tidak terbakar secara sempurna saat di dalam ruang mesin.

Kalau keadaan ini terus berlangsung dalam waktu lama akan menimbulkan efek yang lebih buruk lagi yakni terjadinya knocking pada mesin.

“Mengganti bensin dengan oktan lebih tinggi bukan berarti bisa meningkatkan performa mesin, tetapi harus melakukan penyesuaian. Kalau tidak bisa menyebabkan timbulnya kerak pada mesin,” kata Bambang.

Hal yang sama dengan Bambang, Technical Service Division PT Astra Honda Motor ( AHM) Endro Sutarno mengatakan, menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai dengan kompresi bisa membuat performa mesin berkurang.

“Performa mesin akan berkurang, yang jelas bisa menyebabkan emisi tidak sesuai yang diharapkan,” kata Endro.

Seorang petugas sedang mengisi bahan bakar jenis Pertamax di SPBU 34-16102 di Jalan Raya Pajajaran, Bogor Utara, Kota Bogor, Rabu (10/10/2018). (KOMPAS.com/RAMDHAN TRIYADI BEMPAH)

Endro juga mengatakan, bahan bakar yang nilai oktan terlalu tinggi justru membuatnya tidak akan terbakar dengan sempurna.

Nurkholis dari National Technical Leader PT Toyota Astra Motor ( TAM)  mengatakan, pabrikan sudah memberikan rekomendasi bahan bakar yang nilai oktannya sesuai.

Fungsinya suapaya pembakaran bensin bisa dikontrol. Indikator pembakaran yang bisa dikontrol adalah saat bahan bakar terbakar habis waktu proses pengapian.

“Kalau tidak terbakar secara sempurna, maka akan ada sisa-sisa partikel yang tidak habis terbakar. Sisa pembakaran itu akan berefek pada emisinya, sensornya tertutup kerak dan lain sebagainya,” kata Nurkholis.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Efek jika Kendaraan Lawas Minum BBM Oktan Tinggi", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2020/09/03/121100515/ini-efek-jika-kendaraan-lawas-minum-bbm-oktan-tinggi?page=all#page2.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm