Lebih dari separuh anak (55 persen) dengan gejala positif mengalami kelelahan, sementara 54 persennya mengalami sakit kepala dan hampir setengahnya mengalami demam.
Sakit tenggorokan hanya muncul pada sekitar 38 persen anak dengan gejala, sementara hampir 35 persen melewatkan makan, 15 persen mengalami ruam kulit yang tidak biasa, dan 13 persen mengalami diare.
Sementara, tim peneliti menemukan bahwa gejala paling umum pada orang dewasa adalah kelelahan, sakit kepala, batuk terus-menerus, sakit tenggorokan, dan kehilangan penciuman.
Jadi, para orangtua perlu menyadari perbedaan gejala ini.
Karena spector mencatat bahwa setengah dari anak-anak yang dites positif dan memiliki gejala, tidak memiliki salah satu dari tiga gejala utama Covid-19 yang ada di daftar National Health Service.
“Yang ingin kami lakukan di sini bukanlah mendorong anak-anak untuk menjalani tes, tetapi menjauhkan mereka dari sekolah (jika menunjukkan gejala),” katanya.
Spector mengatakan, mungkin karena adanya perbedaan cara sistem kekebalan tubuh dalam menanggapi virus berbeda,sehingga perbedaan gejala berdasarkan usia itu terjadi.
Tim peneliti meminta orangtua melacak gejala anak-anak mereka melalui aplikasi untuk membantu tim menemukan wabah di sekolah dengan cepat.
Ketua Royal College of General Practitioners Prof Martin Marshall adalah salah satu pihak yang menyambut baik hasil penelitian ini.
Menurutnya, temuan tim peneliti bisa bermanfaat bagi para dokter untuk menangani Covid-19 di lapangan.
"Memahami bahwa anak-anak mungkin menunjukkan gejala yang berbeda dengan orang dewasa berguna agar dokter dan tim, serta kolega spesialis anak kami mampu mengidentifikasi virus pada anak-anak dan meresponsnya dengan tepat,” kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kelelahan dan Sakit Kepala, Gejala Umum Covid-19 pada Anak", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/08/105810320/kelelahan-dan-sakit-kepala-gejala-umum-covid-19-pada-anak?page=2.