Merokok dan menggunakan vape sama-sama menyebabkan cedera paru-paru, yang mengancam cadangan udara di paru-paru.
Karena itu penggunaan zat juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang pada akhirnya mengakibatkan berkurangnya kapasitas tubuh dalam melawan infeksi.
Sementara itu sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan menemukan bahwa, remaja dan dewasa muda yang merokok dan menggunakan vape lima kali lebih mungkin melaporkan gejala Covid-19, dan tujuh kali lebih mungkin untuk didiagnosis mengalami penyakit tersebut.
Analisis gabungan yang menggunakan data dari berbagai penelitian menemukan bahwa di antara orang yang terinfeksi Covid-19, orang-orang yang memiliki riwayat merokok dua kali lebih mungkin mengalami perkembangan penyakit tersebut.
Meningkatkan risiko penularan
Merokok dan menggunakan vape secara inheren bisa meningkatkan risiko penularan Covid-19, tidak seperti faktor risiko lain untuk penyakit Covid-19 yang parah.
Nah, dua aktivitas tersebut sering kali merupakan kegiatan sosial bagi kelompok dewasa muda, sehingga banyak juga dilakukan di tempat umum dan keramaian.
Merokok dan penggunaan vape melibatkan embusan napas secara paksa, yang dapat mendorong tetesan yang mereka lepaskan menjangkau lebih jauh daripada pernapasan ketika istirahat.