Olahraga itu penting, karena olahraga melindungi kita dari semua faktor ini dan mengurangi risiko serangan jantung hingga 50 persen pada orang berusia 60-an dan 70-an.
Sharma melanjutkan,olahraga dengan intensitas sedang seperti berlari bisa melindungi mereka yang memiliki faktor risiko kardiovaskular.
Meski jarang terjadi, ada kemungkinan jika olahraga bisa memicu serangan jantung pada seseorang dengan penyakit kardiovaskular bawaan, menurut Sharma.
Selain itu, Sharma juga menyarankan bahwa kita harus mempertimbangkan dengan matang saat beralih dari gaya hidup yang kurang gerak ke gaya hidup aktif.
Dianjurkan untuk berolahraga secara bertahap, tidak melakukan olahraga dengan intensitas tinggi terlebih dahulu, apabila kita beresiko terkena penyakit jantung.
Risiko dapat dilihat melalui pengukuran sederhana, termasuk gejala atau faktor risiko penyakit jantung, seperti usia, tekanan darah sistolik, kolesterol total, dan kebiasaan merokok, kata Sharma.
Pada beberapa kasus, seperti tekanan darah yang relatif tinggi, Sharma mengingatkan kita harus menghindari latihan angkat beban sampai tekanan darah bisa dikendalikan.
Sharma mengatakan bahwa kardiomiopati dan gagal jantung adalah kondisi lain yang dapat membatasi intensitas olahraga.
Kardiomiopati merupakan penyakit jantung yang membuat otot jantung lebih sulit memompa darah ke seluruh tubuh, menurut Mayo Clinic.
Namun secara umum, Sharma mengatakan tujuan pedoman ini adalah mendorong individu, baik yang memiliki penyakit jantung atau tidak, untuk berolahraga secara aman.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Olahraga yang Aman bagi Penderita Penyakit Jantung", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/09/14/121805820/olahraga-yang-aman-bagi-penderita-penyakit-jantung?page=2.