Sementara, campuran obat antibodi yang diberi nama REGN-COV2 adalah campuran dua antibodi manusia yang dibuat.
Hasil dari obat ini juga belum dapat dibuktikan secara pasti. Namun, dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan, obat tersebut mampu menurunkan jumlah virus yang bersirkulasi.
Setidaknya, satu studi besar dan random yang dilakukan untuk menguji dexamethasone menunjukkan pasien virus corona mengalami kondisi yang lebih baik.
Obat ini disebut dapat meredakan peradangan atau inflamasi yang berbahaya.
Institusi Kesehatan Nasional (NIH) menyebutkan, dalam pendoman perawatan pasien virus corona bahwa "pasien Covid-19 dengan gejala parah dapat mengalami respons peradangan sistemik (ke seluruh tubuh) yang dapat memicu luka paru-paru dan disfungsi organ multisistem".
Berdasarkan hasil uji coba tersebut, panel ahli di NIH merekomendasikan pemberian dexamethasone kepada pasien Covid-19 yang membutuhkan bantuan ksigen.
"Panel tidak merekomendasikan penggunaan dexamethasone unuk perawatan pasien Covid-19 yang tidak membutuhkan dukungan oksigen tambahan," tulis pedoman NIH tersebut Dalam penelitian tentang dexamethasone yang dilakukan di Inggris, sekitar 23 persen pasien yang diberi dexamethasone meninggal.
Sementara, 26 persen orang yang diberi dexamethasone tidak meninggal. Jadi, persentase pasien yang tidak meninggal setelah diberi dexamethasone sedikit lebih besar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Donald Trump Diberi Obat Steroid Dexamethasone, Bagaimana Kondisinya?"