Karena, ketika penggantian oli tidak semua pelumas lama yang bisa keluar tuntas dari ruang mesin.
“Saat penggantian oli tentunya masih ada sisa pelumas lama yang tertinggal di dalam mesin, itu yang menjadikan munculnya sludge,” kata Bambang.
Untuk itu, Bambang pun menyarankan agar para pemilik kendaraan menggunakan satu jenis oli yang sama sesuai yang direkomendasikan oleh pabrikan.
Dengan begitu, kondisi mesin akan lebih tetap terjaga.
Rialdy Fasha sebagai Training and Technical Engineer Motul Indonesia juga mengatakan hal yang sama.
Rialdy menjelaskan, masing-masing oli mesin memiliki grade kualitas yang berbeda-beda dari mineral, yakni semi dan full sintetik.
Sehingga, saat pemilik kendaraan sering ganti-ganti merek oli bisa berdampak buruk bagi kendaraan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sering Ganti Merek Oli Bisa Merusak Mesin, Mitos atau Fakta?", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/11/092200715/sering-ganti-merek-oli-bisa-merusak-mesin-mitos-atau-fakta-?page=all#page2.