SonoraBangka.id - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Tantan Heroika mengatakan inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,85% (mtm) dengan andil sebesar 0,27%. Komoditas ikan-ikanan menyumbang andil terbesar pada inflasi September 2020.
"Pergerakan harga komoditas ikan diakibatkan berkurangnya pasokan seiring menurunnya produktivitas nelayan tangkap dampak dari peningkatan curah hujan selama bulan September," kata Tantan Heroika kepada sejumlah wartawan.
Berdasarkan catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) September lalu, Indonesia kembali mengalami deflasi sebesar 0.05% month to (mtm).Seiring dengan hal tersebut tingkat Inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0.89% (ytd) sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 1,42% (yoy). Inflasi nasional diperkirakan akan tetap rendah.
"Maka untuk mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan Bl 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4,00% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 16 sampai 17 September 2020,"ungkap Tantan Heroika.
Lebih lanjut dikatakan Tantan, berbeda dengan inflasi nasional, Bangka Belitung tercatat mengalami inflasi sebesar 0,10% (mtm) didorong oleh inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau pada September 2020.
"Dengan perkembangan inflasi tersebut, secara tahunan Bangka Belitung mengalami deflasi sebesar 0,36% (yoy) dengan inflasi tahun kalender sebesar -0,18% (ytd). Inflasi tahunan Bangka Belitung pada September 2020 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,42% (yoy)," terangnya.
Kelompok pengeluaran rekreasi, olahraga dan budaya tercatat tidak mengalami perubahan indeks harga pada September 2020. Sementara itu, kelompok pengeluaran lainnya tercatat mengalami perubahan indeks harga yang relatif stabil.
"Secara spasial, Kota Pangkalpinang mengalami inflasi sebesar 0,05% (mtm) terutama disebabkan oleh inflasi pada kelompok makanan yaitu komoditas ikan-ikanan,"pungkasnya.