Dikatakan Preece, bahwa hal ini dapat menyebabkan peningkatan kecemburuan, yang dapat membuat orang merasa cemas.
Semakin lama itu berlangsung maka semakin buruk yang mereka rasakan, bahkan menyebabkan depresi.
Preece menyarankan segera terlepas dari hubungan putus nyambung, jika seseorang membuat kita merasakan hal seperti ini.
Psikolog Madeleine Mason Roantree menjelaskan hubungan yang diwarnai 'putus nyambung' sering terjadi ketika kedua pasangan pada dasarnya tidak bisa bersama lagi.
Namun disamping itu, mereka masih memiliki hasrat seksual kuat sama lain yang membuat mereka kembali menjalin kasih.
Pada akhirnya, inilah yang membuat dinamika 'putus nyambung' memiliki efek negatif.
Menurut Preece, hubungan semacam ini biasanya diwarnai oleh emosional dan kekerasan fisik.
“Ini terjadi seolah-olah mereka tidak dapat hidup tanpa satu sama lain, namun ketika mereka bersama mereka saling menyakiti satu sama lain," ucapnya.
Menurut Kale Monk, selaku pemimpin riset, ketika mempertimbangkan kemungkinan untuk menyatukan kembali hubungan yang telah berakhir, penting untuk mengingatkan diri perihal alasan mengapa kita putus.
Monk menyarankan agar kita mendiskusikan masalah secara jelas dengan pasangan mengenai apa yang salah pada awalnya, sebelum memutuskan untuk kembali bersama.
Sementara itu, jika kita memutuskan untuk kembali bersama, kita juga perlu mempertimbangkan dengan serius kemungkinan masalah ini terjadi kembali jika kita memutuskan untuk kembali bersama.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Normalkah Hubungan Asmara yang 'Putus Nyambung'?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/27/191900820/normalkah-hubungan-asmara-yang-putus-nyambung-?page=2.