Ilustrasi pasangan marah
Ilustrasi pasangan marah ( Astarot )

Punyai Hubungan Asmara Yang Selalu Putus Nyambung. Apakah Normal ?

18 Oktober 2020 08:52 WIB

SonoraBangka.id - Dalam menjalin suatu hubungan asmara, 'putus nyambung' adalah hal yang biasa terjadi.

Tapi ternyata, terlalu sering 'putus nyambung' rupanya bisa berdampak buruk pada kualitas hubungan dan kesehatan mental mereka yang terlibat di dalamnya.

Dilansir dari Independent, dalam sebuah riset yang dilakukan oleh peneliti dari University of Missouri, Columbia, menemukan, terlalu sering 'putus nyambung' memiliki efek buruk pada kesehatan mental seseorang.

Untuk hasil yang optimal, periset merekrut 500 orang yang telah memiliki kekasih, di mana 60 persen dari mereka memiliki hubungan asmara 'putus nyambung'.

Mereka yang berada dalam kisah cinta dengan banyak drama 'putus nyambung' memiliki risiko kekerasan yang lebih tinggi, komitmen yang rendah, dan komunikasi yang lebih buruk, dibandingkan dengan pasangan yang memiliki hubungan asmara stabil.

Seperti depresi dan kecemasan, hubungan semacam ini ternyata berkaitan dengan tekanan psikologis yang lebih besar.

James Preece mengatakan, hubungan asmara yang tak stabil biasanya terjadi ketika salah satu pihak kurang berkomitmen.

Menurutnya, karena tidak ingin mengambil risiko kehilangan orang yang dicintainya, biasanya pihak yang lebih serius dalam hubungan mentolerir ketidakstabilan pasangannya.

"Perpisahan bisa disebabkan oleh perdebatan terus-menerus atau perselingkuhan, tetapi kedua belah pihak masih tertarik satu sama lain," tambahnya.

Ini membuat seseorang bertanya-tanya mengapa mereka tidak cukup baik untuk mempertahankan rasa cinta pasangannya.

Dikatakan Preece, bahwa hal ini dapat menyebabkan peningkatan kecemburuan, yang dapat membuat orang merasa cemas.

Semakin lama itu berlangsung maka semakin buruk yang mereka rasakan, bahkan menyebabkan depresi.

Preece menyarankan segera terlepas dari hubungan putus nyambung, jika seseorang membuat kita merasakan hal seperti ini.

Psikolog Madeleine Mason Roantree menjelaskan hubungan yang diwarnai 'putus nyambung' sering terjadi ketika kedua pasangan pada dasarnya tidak bisa bersama lagi.

Namun disamping itu, mereka masih memiliki hasrat seksual kuat sama lain yang membuat mereka kembali menjalin kasih.

Pada akhirnya, inilah yang membuat dinamika 'putus nyambung' memiliki efek negatif.

Menurut Preece, hubungan semacam ini biasanya diwarnai oleh emosional dan kekerasan fisik.

“Ini terjadi seolah-olah mereka tidak dapat hidup tanpa satu sama lain, namun ketika mereka bersama mereka saling menyakiti satu sama lain," ucapnya.

Menurut Kale Monk, selaku pemimpin riset, ketika mempertimbangkan kemungkinan untuk menyatukan kembali hubungan yang telah berakhir, penting untuk mengingatkan diri perihal alasan mengapa kita putus.

Monk menyarankan agar kita mendiskusikan masalah secara jelas dengan pasangan mengenai apa yang salah pada awalnya, sebelum memutuskan untuk kembali bersama.

Sementara itu, jika kita memutuskan untuk kembali bersama, kita juga perlu mempertimbangkan dengan serius kemungkinan masalah ini terjadi kembali jika kita memutuskan untuk kembali bersama.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Normalkah Hubungan Asmara yang 'Putus Nyambung'?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2018/08/27/191900820/normalkah-hubungan-asmara-yang-putus-nyambung-?page=2.

 

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm