Padahal, dalam kondisi tersebut ban sangat rawan mengalami kerusakan. Dan tidak menutup kemungkinan kalau ban tetap dipakai sementara tekanan udara kurang bisa menyebabkan terjadinya pecah ban.
“Untuk terjadinya pecah ban sangat sulit, tetapi jika ban kurang tekanan udara dan tetap dipakai lama-lama dinding ban bisa rusak bahkan bisa pecah ban,” kata Zulpata.
Untuk itu, Zulpata pun menyarankan, agar pemilik kendaraan rutin melakukan pengecekan tekanan udara.
Sebisa mungkin tekanan udara ban disesuaikan dengan rekomendasi pabrikan sehingga tetap aman dan nyaman saat digunakan.
2. Kerikil di telapak ban
Pemilik mobil juga wajib memeriksa secara rutin kondisi telapak ban. Hal ini untuk mencegah adanya benda-benda kecil seperti kerikil atau lainnya yang menempel.
Zulpata mengatakan, meski berukuran kecil tetapi benda-benda tersebut bisa saja menjadi penyebab kerusakan ban.
“Periksa benda-benda kecil seperti batu yang menempel pada telapak ban, sebisa mungkin agar dibersihkan, karena bisa merusak ban,” ucap Zulpata.
3. Tidak melakukan rotasi
Ban mempunyai tingkat keausan yang berbeda-beda dari setiap sisinya, walaupun pembelian dilakukan secara bersamaan.
Perilaku berkendara dan juga tekanan yang berbeda pada setiap titik menjadi salah satu penyebabnya.
Untuk menjaga agar keausan ban bisa sama atau rata di empat sisi perlu dilakukan rotasi. Zulpata mengatakan rotasi ban mobil sebaiknya dilakukan secara rutin dalam periode tertentu.
“Keausan ban yang tidak rata membuat umur ban jadi pendek, karena ban yang sudah parah keausan tidak rata tadi. Rotasi ban juga menjadi salah satu bagian dari perawatan ban,” tutur Zulpata.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Faktor Penyebab Kerusakan Ban Mobil, Salah Satunya Kurang Tekanan Udara", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/18/104200815/3-faktor-penyebab-kerusakan-ban-mobil-salah-satunya-kurang-tekanan-udara?page=all#page2.