Sementara itu, untuk menjaga kelembapan, dia biasa menganjurkan untuk mengoleskan pelembap ke kulit segera setelah mandi karena memungkinkan air tetap terkunci di kulit dan tidak keluar.
Meski mandi terlalu lama tidak disarankan, mandi terlalu sebentar juga tidak dianjurkan karena tubuh mungkin belum cukup bersih.
Kaminska menjelaskan, kita memiliki bakteri dan organisme normal yang hidup di kulit dan ini melindungi kulit dari cedera atau kerusakan.
Jika keseimbangannya condong ke pertumbuhan berlebih dari flora normal atau sehat, kondisi ini dapat meningkatkan risiko infeksi kulit.
"Belum lagi risiko bau badan jika terus-menerus mandi terlalu sebentar," kata dia.
Air panas, hangat atau dingin
Ketiganya memiliki manfaat. Namun, jika kamu tidak yakin temperatur mana yang paling cocok untukmu, mandilah dengan air hangat atau suam-suam kuku.
Menurut Akademi Dermatologi Amerika, daripada menggunakan air panas, air hangat juga lebih baik untuk kondisi kulit seperti psoriasis dan eksim.
Denngan mandi air dingin, kita bisa mendapatkan beberapa manfaat, seperti mengurangi nyeri otot, menenangkan kulit yang teriritasi atau gatal, dan membantu kita bangun di pagi hari.
Sementara itu, dengan mandi air panas juga memiliki manfaat, yakni membantu mengatasi gejala pilek atau batuk dengan melonggarkan dahak dan membuka saluran pernapasan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jangan Mandi Terlalu Lama, Apa Alasannya?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/23/091500220/jangan-mandi-terlalu-lama-apa-alasannya-?page=2.