Hasil Survei
Sementara, hasil survei penelitian ini didapatkan setelah para akademisi dari Xinyang Normal University, China, melakukan survei terhadap 912 remaja berusia 10 hingga 17 tahun.
Para peserta mengisi kuesioner tentang kebohongan orangtua, keterikatan orangtua-anak, dan hubungannya dengan kecemasan.
Dari survei ditemukan, mengasuh anak dengan kebohongan, biarpun dimaksudkan untuk kebaikan, terkait dengan timbulnya kecemasan.
Penulis utama penelitian Liu Meiting mengatakan, "Studi kami menemukan white lies dapat memiliki efek merusak pada remaja, terutama perempuan."
Seperti dikutip Daily Mail, orangtua sering kali memiliki niat baik ketika mereka mengatakan kebohongan putih, tetapi bagi anak-anak kebohongan menciptakan ketidakpastian dan kemudian kecemasan.
"Sering kali menghadapi ketidakpastian seperti itu, anak-anak mungkin akan kesulitan memahami informasi di sekitarnya," kata Meiting.
Biasanya, anak yang mendapati orangtuanya berbohong menjadi tidak yakin apakah harus memercayai setiap ucapan yang disampaikan oleh orangtua atau orang lain.
Nah, demi perkembangan anak ke depannya, penelitian itu menegaskan hubungan yang baik antara orangtua dengan anak sangat penting demi perkembangan anak ke depannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bohongi Anak walau demi Kebaikan Tetap Berdampak Negatif", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/11/203947020/bohongi-anak-walau-demi-kebaikan-tetap-berdampak-negatif?page=2.