Orangtua perlu menoleransi beberapa hal dalam batas-batas tertentu, untuk menjaga kesehatan mental para remaja.
Namun, apabila ada sesuatu yang salah atau tidak tepat, maka orangtua bisa mengajak anak remajanya berdiskusi tentang apa yang bisa mereka lakukan agar dapat tetap bergaul dengan teman-temannya.
Sebaliknya, orangtua jangan memarahi atau mengatur-ngatur mereka.
Apalagi, anak-anak usia remaja itu sangat sensitif dan secara emosional relatif belum stabil, jika mendapat penolakan keras.
"Sebenarnya, masa remaja itu titik pusatnya bukan orangtua. Jadi, menjaga kesehatan mental remaja di masa pandemi seperti ini kuncinya adalah memberikan fasilitas untuk bisa bergaul," jelas dia.
Masa pandemi yang mengharuskan semua orang tetap berada di rumah juga menjadi momentum orangtua untuk mendengarkan keluhan anak remajanya.
Menurut Nina, dikarenakan kegiatan belajar dan bekerja dilakukan di rumah, orangtua dan anak-anak punya lebih banyak waktu untuk ngobrol bersama.
Ditambahkannya, bahwa pada masa seperti ini orangtua bisa menanyakan apa yang terjadi pada anak-anaknya hari ini dan apa yang perlu diubah supaya besok menjadi lebih baik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penting Jaga Kesehatan Mental Remaja Selama Masa Pandemi, Caranya?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/12/01/070309420/penting-jaga-kesehatan-mental-remaja-selama-masa-pandemi-caranya?page=2.