SONORABANGKA.ID - Bagian Ban menjadi salah satu komponen yang sangat krusial pada kendaraan, baik itu mobil maupun sepeda motor. Maka dari itu, kondisinya juga harus selalu terjaga terutama tekanan udara pada ban.
Kalau tekanan udara dalam ban kurang, maka bisa berbahaya bahkan dapat menyebabkan pecah ban.
Selama ini banyak anggapan bahwa saat melakukan perjalanan jauh ban juga harus ada jeda istirahat. Salah satunya adalah menjaga suhu ban setelah berkendara di jalanan cukup lama.
Zulpata Zainal dari On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk mengatakan, ketika melakukan perjalanan jauh tidak perlu mengistirahatkan ban.
“Sebetulnya untuk ban tidak perlu diistirahatkan mengikuti istirahatnya pengemudi, ini untuk ban penumpang, karena test drum di lab juga tidak ada istirahatnya,” ujar Zulpata saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/2/2020).
Dilanjutkan Zulpata, selama melakukan test drum bahkan ban terus diputar selama tiga hingga empat hari. Hasilnya, kondisi ban juga masih cukup bagus dan tidak mengalami kendala berarti.
“Saat tes ban running terus 3-4 hari berturut-turut juga tidak masalah, yang masalah justru kekuatan dari pengemudinya,” ucap Zulpata.
Tapi Zulpata mengatakan, kalau ban harus diistirahatkan mengikuti istirahatnya penumpang juga tidak masalah. Walaupun sejatinya ban masih dalam kondisi yang cukup bagus.
Zulpata juga mengingatkan agar ban tetap dilakukan perawatan secara berkala, terutama memperhatikan tekanan udara pada ban. Pastikan bahwa beban yang dibawa sesuai dengan kekuatan ban yang direkomendasikan oleh pabrikan kendaraan.
“Apabila mengikuti aturan itu, kondisinya pasti akan tetap bagus. Asal perawatannya mumpuni, terutama tekanan udara ban dan bobot yang dipikul harus disesuaikan dengan rekomendasi pabrikan mobil,” ucap Zulpata.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Ban Mobil Harus Istirahat saat Menempuh Perjalanan Jauh?", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2020/12/02/094200915/benarkah-ban-mobil-harus-istirahat-saat-menempuh-perjalanan-jauh-.