Menurut Molen, pembelajaran online juga menyebabkan pendidik tidak bisa melakukan pendidikan karakter secara maksimal karena tidak saling bertemu secara tatap muka.
Oleh karena itu, dirinya sangat berharap semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir, agar masyarakat dan para orang tua maupun pendidik tak lagi kerepotan serta anak-anak bisa kembali beraktivitas di sekolah.
"Masyarakat, orang tua kita sekarang kerepotan mereka, harus menyiapkan kuota, ya kalau yang ada buat beli kuota, kalau yang gak ada uang gimana, kasihan kan. Anak-anak juga harusnya tatap muka, bermain ruang terbuka sama temen-temennya. Sekarang, dikamar terus, akhirnya mereka main game," kata Molen.
Ia juga mengatakan, meskipun beresiko dan menuai pro kontra, tapi sebagai pemimpin harus berani mengambil keputusan.
Sehingga, menurutnya, jika tidak ada kendala maka pihaknya akan menggelar pembelajaran tatap muka di Kota Pangkalpinang pada Januari 2021 mendatang, baik ditingkat Paud hingga SMP.
"Dalam kondisi yang sekarang ini, kedepan Januari, kami sudah Bismillah lah yaa, bersama-sama dengan stakeholder terkait, InsyaAllah di Pangkalpinang akan kita buka sekolah tatap muka," ungkap Molen.
Untuk teknis pelaksanaanya pembelajaran tatap Muka, Molen pun memberikan contoh, misalnya dengan mengatur jumlah siswa secara sift yang masuk hanya 30% atau 50% dan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
"Misalnya yang masuk 30%, kalau dibawah 500 siswanya yang masuk 50%, dengan protokol Covid-19 tetap dijalankan, sarana prasarana protokol kesehatannya kita persiapkan," tutur Molen.