SONORABANGKA.ID - Pandemi Covid-19 berdampak besar pada berbagai sektor, salah satunya sektor Pendidikan. Belum berakhirnya pandemi virus corona hingga saat ini, membuat para pelajar tak bisa datang ke sekolah untuk belajar.
Sementara para pendidik pun harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun peserta didik harus berada dirumah atau belajar dari rumah.
Solusinya, para pendidik di berbagai daerah dituntut mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online), termasuk di Kota Pangkalpinang.
Walikota Pangkalpinang, Maulan Aklil (Molen) mengaku paham betul dengan kekhawatiran orang tua terhadap prestasi putra-putrinya dengan pelaksanaan pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 ini.
"Ya memang kita rasakan, pendidikan di saat pandemi Covid-19 ini berkurang dari segi kualitas, trus beberapa hal juga dirasakan dampak psikologis terhadap anak-anak kita juga sempat ke arah yang negatif," kata Molen dalam Talkshownya bersama Radio Sonora Bangka, Selasa (8/12/2020).
Terkait mengarah kepada hal negatif yang dimaksud, Molen pun memberi contoh, misalnya anak-anak ini lebih suka bermain game daripada melakukan kegiatan belajar seperti ketika masuk sekolah seperti biasa.
"Oleh sebab itu memang, suka atau tidak suka kondisi ini harus segera berakhir. Kita berharap Covid-19 ini segera berakhir," ungkap Molen.
Ia berharap pandemi Covid-19 ini segera berakhir, sebab dirinya mengaku kasihan dengan anak-anak atau siswa siswi di Pangkalpinang yang mungkin sudah merasa jenuh dengan kondisi ini.
Lebih lanjut, Molen berpesan agar para orang tua bisa ikut terlibat dan proaktif untuk membimbing anak-anaknya selama pembelajaran daring (online) diterapkan dalam kondisi pandemi ini.
"Karena tanpa bimbingan orang tua, tanpa bimbingan orang-orang yang ada dirumah tempat tinggal siswa, saya rasa akan semakin memperburuk kondisi pendidikan sekarang ini. Artinya mutlak, harus ada kerjasama antara orang tua, siswa dan pendidik di sekolah," tutur Molen.
Menurut Molen, pembelajaran online juga menyebabkan pendidik tidak bisa melakukan pendidikan karakter secara maksimal karena tidak saling bertemu secara tatap muka.
Oleh karena itu, dirinya sangat berharap semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir, agar masyarakat dan para orang tua maupun pendidik tak lagi kerepotan serta anak-anak bisa kembali beraktivitas di sekolah.
"Masyarakat, orang tua kita sekarang kerepotan mereka, harus menyiapkan kuota, ya kalau yang ada buat beli kuota, kalau yang gak ada uang gimana, kasihan kan. Anak-anak juga harusnya tatap muka, bermain ruang terbuka sama temen-temennya. Sekarang, dikamar terus, akhirnya mereka main game," kata Molen.
Ia juga mengatakan, meskipun beresiko dan menuai pro kontra, tapi sebagai pemimpin harus berani mengambil keputusan.
Sehingga, menurutnya, jika tidak ada kendala maka pihaknya akan menggelar pembelajaran tatap muka di Kota Pangkalpinang pada Januari 2021 mendatang, baik ditingkat Paud hingga SMP.
"Dalam kondisi yang sekarang ini, kedepan Januari, kami sudah Bismillah lah yaa, bersama-sama dengan stakeholder terkait, InsyaAllah di Pangkalpinang akan kita buka sekolah tatap muka," ungkap Molen.
Untuk teknis pelaksanaanya pembelajaran tatap Muka, Molen pun memberikan contoh, misalnya dengan mengatur jumlah siswa secara sift yang masuk hanya 30% atau 50% dan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
"Misalnya yang masuk 30%, kalau dibawah 500 siswanya yang masuk 50%, dengan protokol Covid-19 tetap dijalankan, sarana prasarana protokol kesehatannya kita persiapkan," tutur Molen.