Orangtua cenderung membangun sebuah pemikiran palsu di mana mereka selalu benar. Itu artinya secara tidak sadar, Anda menganggap rendah anak.
Pemikiran ini mengarah pada perilaku egoistis dan superioritas.
Orangtua menganggap anak lebih rendah dibanding mereka. Segala bentuk pendapat dianggap tidak benar selain pendapat orangtua.
Orangtua yang narsistik cenderung menonjolkan betapa spesial mereka. Ada beragam cara orangtua menunjukkan keunggulan mereka.
Cara orangtua menonjolkan kelebihan bisa dari kemampuan, pencapaian, hingga fisik.
Mereka menjadikan anak sebagai "aset" yang bisa ditonjolkan pada orang lain. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi hasrat ingin diperhatikan orang lain.
Orangtua selalu memegang kontrol atas kehidupan anak hingga ranah pribadi. Sementara anak tidak memiliki kontrol penuh atas keinginannya sendiri.
Orangtua cenderung meminta timbal balik atas apa yang diberikan pada anak. Mereka menggunakan kasih sayang sebagai ancaman dan hukuman.
Jika anak mulai dewasa dan mandiri, mereka akan merasa cemburu. Jadi, biasanya orangtua narsistik berharap anak tumbuh dengan rasa bergantung pada mereka.
Orangtua seakan tidak ingin kontrol pada anak lepas bahkan saat mereka dewasa. Sikap ini tentu membawa dampak negatif pada anak.
Akibatnya, anak bisa menjadi pribadi yang tidak mandiri. Nah, hal ini bisa mempersulit anak saat jika sudah bekerja atau berumah tangga.