SonoraBangka.id - Dalam hal apapun sikap narsisme tidak bisa dibenarkan.
Melakukan perbuatan yang berlebihan walaupun dalam hal baik tentu tidak bisa dibenarkan pula.
Mengutip dari Forbes, anak yang tumbuh dengan orangtua narsistik biasanya rendah diri.
Sementara itu, narsistic parents atau orangtua narsistik memiliki pola asuh yang bisa berdampak buruk pada anak.
Anak-anak cenderung berpikiran bahwa mereka tidak cukup baik dalam hal apapun.
Tentunya kondisi ini bisa berpengaruh buruk pada kesehatan mental mereka dan sosial.
Pola asuh dari orangtua narsistik berdampak pada cara anak berkomunikasi dan berpikir.
Secara tidak sadar beberapa orangtua masuk dalam kategori narsistik.
Ada baiknya Anda sadar tanda-tanda orangtua narsistik. Hal ini bisa mencegah agar pola asuh Anda tidak berpengaruh buruk pada anak.
Berikut tanda-tanda orangtua narsistik yang perlu Anda ketahui yang dihimpun dari Psychology Today dan Medium:
Orangtua narsistik cenderung mengabaikan keinginan dan pendapat anak.
Orangtua yang narsistik cenderung memanfaatkan anak untuk memenuhi hasrat pribadi. Mereka membentuk dan mengarahkan anak untuk memenuhi impian orangtua.
Apa yang dirasakan dan diinginkan orangtua merupakan hal yang mutlak. Akibatnya, perasaan dan keinginan anak tidak dipertimbangkan.
Orangtua cenderung membangun sebuah pemikiran palsu di mana mereka selalu benar. Itu artinya secara tidak sadar, Anda menganggap rendah anak.
Pemikiran ini mengarah pada perilaku egoistis dan superioritas.
Orangtua menganggap anak lebih rendah dibanding mereka. Segala bentuk pendapat dianggap tidak benar selain pendapat orangtua.
Orangtua yang narsistik cenderung menonjolkan betapa spesial mereka. Ada beragam cara orangtua menunjukkan keunggulan mereka.
Cara orangtua menonjolkan kelebihan bisa dari kemampuan, pencapaian, hingga fisik.
Mereka menjadikan anak sebagai "aset" yang bisa ditonjolkan pada orang lain. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi hasrat ingin diperhatikan orang lain.
Orangtua selalu memegang kontrol atas kehidupan anak hingga ranah pribadi. Sementara anak tidak memiliki kontrol penuh atas keinginannya sendiri.
Orangtua cenderung meminta timbal balik atas apa yang diberikan pada anak. Mereka menggunakan kasih sayang sebagai ancaman dan hukuman.
Jika anak mulai dewasa dan mandiri, mereka akan merasa cemburu. Jadi, biasanya orangtua narsistik berharap anak tumbuh dengan rasa bergantung pada mereka.
Orangtua seakan tidak ingin kontrol pada anak lepas bahkan saat mereka dewasa. Sikap ini tentu membawa dampak negatif pada anak.
Akibatnya, anak bisa menjadi pribadi yang tidak mandiri. Nah, hal ini bisa mempersulit anak saat jika sudah bekerja atau berumah tangga.