Jadi dengan begitu, pikiran tidak terbebani dan melihat resolusi sebagai kewajiban.
"Jangan menetapkan tujuan dan resolusi yang mungkin tidak bisa dicapai. Sebab itu akan lebih menyebabkan stres dan putus asa," katanya.
Dia juga mengingatkan, tidak semua orang melakukan resolusi tahun barunya, bahkan dalam kondisi yang normal.
Hal itu bisa menimbulkan stres dan perasaan kecewa tersendiri. Situasinya dapat semakin bertambah parah di tahun ini.
Stres dan kekecewaan terkadang membuat seseorang menempatkan dirinya dalam kondisi yang kontraproduktif.
Lazarus juga mengungkapkan, terkadang orang berpikir resolusi akan membantunya menyelesaikan lebih banyak masalah, membuat perubahan, atau menjadi lebih produktif.
Ia juga menambahkan bahwa, hal itu hanya cenderung akan meningkatkan stres dan memperburuk keadaan saja.
Bahkan tak ada salahnya memberi penghargaan setelah melewati tahun yang sulit dan menantang seperti tahun ini.
Jadi, ada baiknya setiap orang lebih 'lembut' terhadap dirinya sendiri.
Mulai dari hal kecil Di sisi lain, apabila ada orang yang tetap ingin menyusun resolusi untuk tahun depan, Lazarus menyarankan memulainya dari yang kecil.
Cobalah untuk menyusun resolusi dengan lebih sadar dan mempertimbangkan apakah hal itu berdampak pada kehidupan secara berkelanjutan.
Cara ini membuat seseorang bisa melakukan penyesuaian dalam hidupnya sehingga berubah menjadi lebih baik dan produktif.
Misalnya, jika ingin menetapkan resolusi besar seperti berhenti makan junk food pada tahun 2021. Ubahlah menjadi sedikit lebih kecil.