"Saya percaya anak-anak dengan growth mindset menjadi pemecah masalah yang kuat, tahu caranya meminta bantuan, punya kepercayaan diri, gigih dan tidak menghindar dari tantangan," kata Tasha.
Mengubah pola pikir anak
Sebagai orangtua, hindari kalimat seperti "kamu sangat pintar" kepada anak.
Sebagai gantinya, puji kerja keras yang dilakukan anak kita.
Apabila anak sedang bersiap menghadapi suatu pertandingan (seperti sepakbola, basket, atau lomba nyanyi), orangtua dapat memuji perubahan apa yang terjadi pada anak.
"Puji detail kecil dari latihan anak seperti perubahan dalam pengendalian tubuh, atau cara ia melengkungkan tangan saat melempar bola," kata LaNail R Plummer, CEO penyedia layanan kesehatan mental.
"Memuji usaha anak memungkinkan ia mendengar kata-kata yang lebih positif, dan memahami kegembiraan sesungguhnya sedang tumbuh, bukan hanya hasil dari suatu situasi."
Memang, anak tetap dapat merasa frustasi apabila dihadapkan pada kekalahan, nilai yang buruk, atau hal lain yang membuatnya kecewa.
Oleh karenanya, Plummer menyarankan orangtua untuk berdiskusi dengan anak menggunakan analogi yang mencerminkan pengalaman hidup sang anak.
"Contohnya bisa seperti menaiki anak tangga yang curam untuk mencapai level tertinggi.
Hanya karena sebuah langkah sulit, tidak berarti orang harus terjebak di sana atau kembali ke belakang," sebut Plummer.
"Atau, Anda dapat berbicara tentang berubah menjadi superhero. Dalam setiap film superhero, karakter harus berubah untuk menjadi versi terbaik dari dirinya."