SonoraBangka.ID -
Udah hampir sepekan, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan adanya kebijakan baru dari WhatsApp yang menyebutkan kalau WhatsApp akan mengambil beberapa data penggunanya.
Hal tersebut praktis meresahkan pengguna setia WhatsApp dan membuat aplikasi besutan Facebook itu dianggap menyalahi aturan privasi.
Lalu, seperti apa kebenaran yang terjadi untuk data pribadi kalian di WhatsApp? Pakar keamanan digital, Alfons Tanujaya melalui keterangannya kepada Nextren menjelaskan bahwa banyak orang yang salah menangkap informasi terkait aturan baru WhatsApp.
Pasalnya kondisi sekarang memperlihatkan bagaimana orang-orang mengira kalau WhatsApp akan memantau isi percakapan penggunanya.
Nyatanya Alfons menyatakan kalau apa yang dikira konsumen tersebut adalah nggak benar.
Ia pun menjelaskan kalau hal itu nggak terjadi karena isi percakapan di WhatsApp sudah dienkripsi secara end-to-end.
Artinya, hanya pengguna sesama anggota chat yang memiliki kunci enkripsi dan dekripsi untuk semua isi chat yang mereka lakukan.
"Tidak ada pihak lain yang memiliki kunci dekripsi ini, termasuk WhatsApp," jelas Alfons.
Dengan begitu, dapat dipastikan kalau percakapan kamu di WhatsApp akan aman dan nggak ada orang yang bisa mengetahuinya.
Tetap bisa disadap
Kendati demikian, Alfons mengaku kalau misalnya hanya menyadap trafik komunikasi sesama pengguna WhatsApp mungkin bisa.
Dan untuk memecahkan kunci tersebut, Alfons Tanujaya mengklaim kalau tingkat kesulitannya setara dengan membuka enkripsi yang dikunci oleh ransomware.
"Silakan hitung 2 pangkat 256," tulis Alfons mengenai durasi pembongkaran kode enkripsi WhatsApp.
Pengguna nggak perlu khawatir
Dari segala pemaparan yang ada, Alfons Tanujaya pun menyebutkan kalau pengguna WhatsApp nggak perlu khawatir lagi.
"WhatsApp 'hanya' akan menggunakan metadata dari penggunanya dan membagikannya dengan produk Facebook Group lain seperti Instagram dan Facebook dan menjadikannya sebagai sarana mengirimkan iklan yang lebih personal," pungkasnya.
Jadi apakah kalian tetap bertahan pake WhatsApp atau beralih ke aplikasi messenger lain seperti Telegram dan Signal, sob? (*)