Berbagai makanan juga menyebabkan perubahan aktivitas otak dengan mempengaruhi satu atau lebih bahan kimia di otak.
Karbohidrat, misalnya, memberi tubuh kita prekursor yang diperlukan untuk sintesis neurotransmitter serotonin, yang menenangkan kita.
Oleh karena itu, masuk akal bahwa makan makanan kaya berkarbohidrat akan menghasilkan kelebihan serotonin.
Hal itulah yang menyebabkan kita menjadi terlalu tenang dan santai, juga dikenal sebagai "tertidur".
Beralihlah ke makanan berprotein tinggi, seperti daging, ikan, keju, telur, dan lain-lain.
Makanan tersebut mengandung asam amino triptofan, yang digunakan oleh tubuh kita sebagai prekursor lain untuk serotonin.
Sekali lagi, efek menenangkan yang dihasilkan mungkin terlalu banyak dan rasa kantuk akan segera menyerang.
Bahan kimia lain yang berkontribusi terhadap timbulnya rasa kantuk adalah hormon melatonin.
Peran utama hormon ini dalam tubuh kita adalah untuk secara langsung menghasilkan tidur.
Karena itu, makan makanan seperti ceri, yang mengandung sejumlah kecil melatonin, dapat mengirim sinyal ke tubuh kita untuk memberi tahu bahwa sudah waktunya tidur siang.
Tidak banyak yang kondisinya benar-benar normal.
Namun, kita dapat mengurangi kantuk dan tetap waspada dengan memeriksa diet.
Semakin banyak makan, semakin banyak energi yang dibutuhkan untuk mencerna makanan, dan semakin besar rasa kantuk.
Jadi, jaga agar makan siang ringan dan konsumsi makanan kecil sepanjang hari.
Makanan yang lebih kecil secara berkala akan membuat kita lebih kenyang dan mencegah konsumsi makanan tinggi karbohidrat atau asin.
Hindari terlalu banyak karbohidrat atau lemak untuk makan siang dan makan makanan yang mudah dicerna.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sering Mengantuk setelah Makan? Menu yang Dikonsumsi Bisa jadi Faktor Penting, https://www.tribunnews.com/kesehatan/2021/01/13/sering-mengantuk-setelah-makan-menu-yang-dikonsumsi-bisa-jadi-faktor-penting?page=all.