Ilustrasi
Ilustrasi ( Shutterstock )

Berapa Kali Kita Harus BAB, Agar Tetap Sehat ? Simak Infonya Disini

26 Januari 2021 14:04 WIB

SonoraBangka.id - Buang air besar ( BAB) adalah fungsi biologis yang penting guna membersihkan tubuh dari bakteri, serat, sel, air, dan materi tanaman yang tidak dapat dicerna.

Beberapa orang mungkin sangat rutin pergi ke kamar kecil setiap pagi, sementara sebagian lainnya tidak punya jadwal BAB yang terprediksi.

Nah, walaupun setiap orang melakukannya, tidak semuanya melakukan dengan frekuensi yang sama.

Lalu, seberapa sering kita harus BAB?

Jean Marie Houghton, MD, dokter yang melakukan praktik gastroenterologi di UMass Memorial Health Care di Worcester, Massachusetts, menjelaskan kepada Health bahwa frekuensi rata-rata BAB adalah antara tiga kali sehari dan setiap tiga hari, dan frekuensi di antaranya.

Sehingga jika frekuensi BAB-mu di antaranya, maka dapat dikatakan masih dalam batas normal.

Dr. Houghton mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki rutinitas BAB yang cukup rutin meskipun dapat bervariasi dari waktu ke waktu.

Namun, ia mengingatkan untuk tidak terlalu terpaku pada angka.

"Jika kamu BAB tiga kali sehari dan merasa nyaman, maka itu sempurna,” ungkapnya.

Sebaliknya, jika kamu sering BAB dan malah merasa kembung, tidak nyaman, atau terus buang air besar, maka itu tidak normal dan memerlukan penanganan profesional medis.

Sebagai gambaran, sebuah survei yang dilakukan Healthline terhadap lebih dari 2.000 responden, dilaporkan bahwa pola BAB mereka adalah sebagai berikut:

Hampir 50 persen responden BAB satu kali dalam sehari, sementara 28 persennya dua kali sehari. Hanya 5,6 persen yang melaporkan BAB hanya satu atau dua kali seminggu.

Kebanyakan responden (61,3 persen) melaporkan waktu BAB mereka rata-rata di pagi hari, sementara 22 persennya di siang hari dan hanya 2,6 persen yang BAB di malam hari.

Hampir 31 persen responden melaporkan konsistensi tinja mereka mirip dengan sosis atau ular, dengan konsistensi yang halus dan lembut.

Beberapa hal memengaruhi seberapa sering kita BAB, antara lain:

1. Pola makan

Serat larut dan tidak larut dalam bentuk biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan dapat membuat feses lebih solid, sehingga mendorong BAB lebih mudah.

Jika kamu tidak mengonsumsi makanan ini dalam jumlah yang signifikan, mungkin itulah yang menyebabkan BAB tidak teratur.

Konsumsi cairan juga membuat tinja lebih lembut dan lebih mudah dikeluarkan.

Inilah mengapa banyak dokter menyarankan untuk meningkatkan asupan cairan jika seseorang sering mengalami sembelit.

2. Usia

Semakin tua usia seseorang akan semakin besar kemungkinan mengalami sembelit.

Kondisi tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk berkurangnya pergerakan lambung yang mendorong pencernaan, berkurangnya mobilitas, dan minum lebih banyak obat yang dapat memperlambat kesehatan usus.

3. Tingkat aktivitas

Peristaltik adalah gerakan usus bagian dalam yang mendorong bahan makanan yang dicerna untuk dibuang sebagai kotoran.

Gerakan peristaltik dapat dibantu melalui aktivitas fisik, seperti berjalan kaki atau melakukan bentuk olahraga lain.

4. Penyakit kronis atau akut

Beberapa penyakit kronis, seperti penyakit radang usus, dapat memengaruhi pola buang air besar, diikuti dengan periode sembelit.

Penyakit akut, seperti viral gastroenteritis (flu perut) atau cedera yang mengharuskanmu mengonsumsi obat pereda nyeri dapat menyebabkan perubahan pola buang air besar.

Sebab, obat tersebut dapat memperlambat aktivitas usus.

Kapan perlu ke dokter?

Setiap orang mengalami perubahan buang air besar dari waktu ke waktu.

Namun, perubahan yang berlangsung lebih dari seminggu mungkin perlu perhatian serius.

Ada juga beberapa gejala yang mengindikasikan kamu mungmin perlu mencari pertolongan medis.

Beberapa di antaranya:

  • Ada darah pada tinja, yang mungkin tampak merah atau hitam dan memiliki konsistensi seperti bubuk kopi.
  • Muntah darah, muntah seperti kopi bubuk, atau sesuatu yang tampak seperti kotoran.
  • Kurang buang air besar dalam lebih dari tiga hari.
  • Sakit perut yang parah dan menusuk.

Jika sering mengalami masalah sembelit, buang air besar, atau diare, kamu mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter.

Kemungkinan dokter akan melihat riwayat medis dan meninjau obat yang kamu minum untuk menentukan apakah ada obat yang dapat menyebabkan sembelit atau diare.

Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan perubahan gaya hidup dan pola makan yang dapat meningkatkan keteraturan BAB.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Untuk Tetap Sehat, Seberapa Sering Kita Harus BAB?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/10/12/093222020/untuk-tetap-sehat-seberapa-sering-kita-harus-bab?page=2.


SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm