Meski begitu, kabar baiknya adalah angka kehilangan penciuman secara permanen sebetulnya sangat kecil.
Sindwani menyebut salah satu penelitian yang meneliti menggunakan pengujian penciuman objektif.
Penelitian itu menemukan bahwa hanya 15 persen pasien Covid-19 yang mengalami kehilangan penciuman selama lebih dari 60 hari dan kurang dari 5 persen yang mengalaminya selama lebih dari enam bulan.
"Itu benar-benar (temuan yang) menghibur," ucapnya. Meski begitu, ini adalah salah satu topik yang masih membutuhkan lebih banyak penelitian.
Selain itu, cakupan penelitian juga masih terbatas sehingga belum tentu berlaku sama di semua negara dan wilayah.
Mengatasi anosmia Mengetahui bahwa anosmia sejauh ini tidak permanen adalah hal yang menenangkan.
Namun, bagaimana jika kita mengalaminya dan ingin penciuman segera pulih?
1. Berkonsultasi dengan dokter
Menurut Sindwani, hal pertama yang harus dilakukan adalah memeriksakannya ke penyedia layanan kesehatan.
Jika anosmia juga disertai gejala lain, penting pula untuk melakukan pemeriksaan dan mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.
Namun, jika kehilangan penciuman adalah satu-satunya gejala yang dirasakan, buatlah janji dengan dokter untuk mendapatkan saran pemulihan.
Jika ada polip atau tumor, maka kamu memerlukan perawatan medis spesifik.
“Jika (kehilangan penciuman) terkait Covid-19 atau terkait dengan infeksi virus lain, biasanya sembuh sendiri dalam beberapa minggu," katanya.