Gen Y disebut-sebut berbeda dari para pendahulunya, termasuk soal gaya mereka ketika menjadi orangtua.
Gen Y disebut-sebut berbeda dari para pendahulunya, termasuk soal gaya mereka ketika menjadi orangtua. ( Thinkstock)

Menjaga Keamanan Anak Secara Online, Orangtua Milenial Lebih Paham

27 Januari 2021 17:23 WIB

SonoraBangka.id - Menjadi orangtua di era digital saat ini memang sangat luar biasa.

Mencoba mengikuti games yang sedang tren, media sosial, dan perangkat terbaru yang dinikmati anak-anak adalah tantangan tersendiri.

Tetapi, hal tersebut tidak terjadi pada orangtua yang berasal dari generasi milenial karena mereka telah tumbuh bersama dengan teknologi dan bisa sedikit mengatasi kewalahan ini.

Orangtua milenial mendorong pendekatan baru terhadap pola asuh digital dan menjaga anak-anak tetap aman saat online.   

Untuk lebih memahami kehidupan digital keluarga, peran kontrol orangtua dan alat keselamatan bermain secara online, Verizon bekerja sama dengan Family Online Safety Institute (FOSI) meluncurkan studi multifase.

Salah satu temuan utama penelitian menunjukkan, bahwa ada pergeseran sikap terhadap perilaku di sekitar, pendekatan terhadap keselamatan, dan tanggung jawab online.

Pergeseran ini didorong oleh orangtua milenial. 

Penelitian tersebut mencakup percakapan komunitas online dengan orangtua dan anak-anak, serta survei induk nasional yang disajikan dalam konferensi tahunan FOSI pada bulan November.

Temuan dari penelitian tersebut dapat mengenali diri kita sebagai orangtua dalam beberapa kekhawatiran, pendekatan dan harapan yang diuraikan di bawah ini.

Nah, berikut adalah lima temuan utama dari penelitian yang mendefinisikan karakteristik orangtua milenial dan sikap mereka terhadap keamanan siber.

1. Tumbuh dengan teknologi

Sebagai generasi yang lahir pada era digital, milenial lebih mahir dalam menggunakan teknologi.

Mereka juga mungkin bekerja dengan melihat keamanan online.

Orang-orang dari generasi milenial mungkin telah mengalami sendiri kasus terkait keamanan siber yang harus mereka selesaikan sendiri.

Mereka juga terbiasa mendengar tentang ancaman dan solusi keselamatan online di sekolah, masyarakat, dan berita dengan cara yang menginformasikan pendekatan untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak-anak saat ini.   

2. Kewalahan oleh bentuk digital yang luas

Ada satu kesamaan yang dimiliki oleh orangtua dari seluruh generasi.

Mereka merasa kewalahan dengan jumlah aplikasi, layanan, dan perangkat yang tersedia saat ini.

Sulit bagi orangtua untuk tetap berada di atas itu semua.

Hal tersebut tidak hanya dirasakan oleh orangtua dari generasi baby boomer atau generasi X, tetapi juga milenial.

3. Keamanan siber tanggung jawab bersama

Sementara orangtua yang lebih tua cenderung mencoba bertanggung jawab menjaga anak-anak tetap aman online, orangtua milenial melihat hal-hal yang berbeda.

Hanya 30 persen orangtua milenial menganggap diri mereka sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam menjaga anak-anak tetap aman online, dibandingkan dengan 57 persen boomers dan 43 persen dari generasi X.

Orangtua milenial melihat keamanan siber sebagai tanggung jawab bersama, tidak hanya antara diri mereka sendiri dan anak-anak, tetapi juga di antara industri media, teknologi, pemerintah, dan sekolah.

4. Banyak akal dalam mencari keamanan online

Orangtua milenial lebih cenderung mengeksplorasi opsi ini secara mendalam.

Sementara generasi yang lebih tua mengandalkan pencarian internet umum dan informasi yang dibagikan oleh sekolah, orangtua milenial cenderung langsung ke sumber informasi khusus untuk platform atau konten tertentu.

Misalnya, sepertiga orangtua milenial mengatakan mereka cenderung menggunakan kontrol keselamatan (parental control) yang disediakan oleh platform media sosial, dibandingkan dengan kurang dari seperempat orangtua yang lebih tua.   

Generasi milenial juga lebih banyak menggunakan kontrol dalam platform untuk permainan, streaming musik atau audio maupun video.

5. Lebih mementingkan kelakuan buruk anak

Ancaman keamanan siber utama yang menyangkut orangtua boomer dan generasi x cenderung eksternal (predator, pencurian identitas, peretasan), bersama dengan ancaman paparan konten seksual.

Orangtua milenial juga khawatir tentang ancaman ini, namun kekhawatiran terbesar mereka di sekitar peran anak-anak dalam melewati aturan dan membuat perilaku yang buruk.

Sejumlah perilaku buruk seperti perundungan, melakukan pembelian tanpa persetujuan orang tua, dan perilaku umum yang tidak pantas secara online yang menambah stres sosial pada orangtua milenial.

Lebih dari 80 persen orangtua milenial khawatir tentang jenis perilaku ini pada anak-anak remaja mereka, dibandingkan dengan kurang dari setengah orang tua boomer dan generasi x.

Ini juga menunjukkan pergeseran sikap terhadap keamanan online.

Orangtua yang lebih senior memandang diri mereka lebih sebagai pelindung.

Sedangkan orangtua milenial berusaha untuk menjadi mentor yang berbicara dari pengalaman mereka sendiri untuk membimbing pengambilan keputusan online yang bertanggung jawab pada anak-anak.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orangtua Milenial Lebih Paham Menjaga Keamanan Anak Secara Online", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/01/27/081625920/orangtua-milenial-lebih-paham-menjaga-keamanan-anak-secara-online?page=3.

SumberKOMPAS.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm