Kita memaksa diri untuk makan sesuatu, dan di saat bersamaan nafsu makan tak ada sama sekali,” urai Smouse.
Smouse menambahkan, “Ketika kita merasa kehilangan harapan dan belum siap untuk menyembuhkan diri, kita cenderung menghindari rasa sakit lainnya.
Oleh karena itu, kita memilih menjauh dari makanan.” Ketika hati kita terluka, masuk akal jika tubuh kita pun merasa terluka.
“Dalam situasi ini, tubuh hanya ada dalam dua kondisi, entah itu dalam 'perbaikan' atau dalam mode 'istirahat',” ujar Pearson.
Jika patah hati berefek negatif, maka tubuh akan berusaha memperbaikinya.
Jika tubuh terus-menerus dalam kondisi perbaikan, ini akan memengaruhi nafsu makan karena berarti tubuh bekerja dari waktu ke waktu.
Hilangnya nafsu makan tentu akan menyebabkan penurunan berat badan, dan tak jarang ini menyenangkan.
Namun, Smouse memperingatkan kita untuk menghindari wilayah tak sehat ini.
“Kehilangan berat badan bisa terjadi pada masa patah hati. Namun, membiarkan diri kelaparan adalah pilihan buruk karena itu berarti bahwa Anda tidak menjaga diri,” ujar Smouse.
Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah menerima kondisi secara emosional dan mental. Biarkan diri Anda merasakan semuanya. Semakin lama Anda menunda setiap proses perasaan Anda, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih.
“Putus cinta memang akan menghadirkan duka dan kesedihan karena Anda kehilangan hubungan yang telah dibangun.
Namun, hati Anda akan sembuh dan akan menemukan cinta yang lain, yang mungkin lebih baik, percayalah itu !
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Nafsu Makan Setelah Putus Cinta? Ini Sebabnya", Klik untuk baca: https://health.kompas.com/read/2016/04/19/164500923/Tak.Nafsu.Makan.Setelah.Putus.Cinta.Ini.Sebabnya?page=all.