SonoraBangka.id - Metode pengasuhan atau parenting, berubah secara drastis selama pandemi Covid-19.
Selain harus bekerja dari rumah, orangtua juga dihadapkan dengan tantangan mengasuh anak.
Vera Itabiliana Hadiwidjojo, psikolog anak, remaja dan keluarga mengatakan, sejak pandemi melanda banyak orangtua mengeluhkan bagaimana cara mengasuh anak, khususnya masalah belajar.
"Ada keluhan dari orangtua berupa kecemasan dan depresi. Mereka bingung bagaimana mengatur kebutuhan anak yang berbeda-beda."
Begitu kata Vera dalam talkshow "Intuitive Parenting" yang menjadi bagian dari acara penutupan Cussons Bintang Kecil 9 Konser Eksplorasi, Minggu (28/2/2021) pagi.
Saat ini, masyarakat dapat memperoleh akses informasi lebih mudah berkat kecanggihan teknologi.
Namun menurut Vera, kemajuan teknologi tersebut membawa dampak negatif bagi para orangtua.
"Informasi tentang pengasuhan sekarang ini banyak banget. Di satu sisi orangtua terbantu, tapi di sisi lain banyaknya informasi membuat orangtua cemas karena mereka bingung harus memilih yang mana untuk mengasuh anak," jelas dia.
"Orangtua juga waktunya terbatas karena masih harus bekerja di samping mengurus anak. Pressure-nya makin banyak."
Pengasuhan alternatif dengan intuitive parenting
Vera menganjurkan para orangtua untuk menggunakan pendekatan intuitive parenting dalam mengasuh anak.
Sebenarnya, intuitive parenting itu apa sih? "Intuitive parenting adalah pendekatan di mana pengasuhan orangtua lebih mengandalkan apa yang mereka pikirkan dan rasakan terhadap anak," tutur Vera.
Pola pengasuhan ini, lanjutnya, bertujuan untuk mendorong orangtua agar lebih percaya diri dalam mengasuh anak, dengan berfokus pada kebutuhan anak.
"Saya banyak ketemu orangtua yang kebingungan dengan pengasuhan anak. Rata-rata dari mereka cenderung mengikuti pola pengasuhan orang lain," aku dia.
Menurutnya, orangtua seharusnya berfungsi sebagai partner tumbuh kembang anak. in."
Dalam menerapkan intuitive parenting, Vera memberikan tiga poin yang harus dilakukan para orangtua. Yaitu:
1. Berkomitmen dalam bentuk energi dan waktu bagi anak
Ketika mendampingi anak bermain atau belajar, orangtua harus mencurahkan perhatiannya, jangan sampai teralihkan oleh gawai atau hal lain.
"Tentu saja kita harus fokus per anak dan benar-benar terlibat dengan anak. Jangan memikirkan hal lain.
Masalah seperti kerjaan atau cucian yang menumpuk harus sudah selesai," terang Vera.
2. Mengetahui proses perkembangan anak
Orangtua wajib memahami tahapan tumbuh kembang atau milestone masing-masing anak.
Tahapan tumbuh kembang antara anak berusia sembilan bulan, tentunya berbeda dengan anak yang berusia empat tahun, Vera mencontohkan.
3. Mempunyai regulasi emosi yang baik
"Ketika Anda kesal dan emosi menghadapi anak dan sudah mencapai puncaknya, tenangkan diri terlebih dahulu. Tarik napas, baru kembali lagi kepada anak," ujar Vera.
Menghadapi anak yang mulai remaja, orangtua sebaiknya jangan mudah marah atau sensitif.
"Kita bukan hanya membesarkan anak yang cerdas, tapi juga percaya diri, tangguh, dan gigih atau tidak gampang menyerah."
Menurut Vera, tujuan dari intuitive parenting adalah mendorong orangtua agar memahami apa yang terbaik dan bisa diaplikasikan kepada anak.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Intuitive Parenting, Cara Pengasuhan Alternatif di Era Pandemi", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/28/132651120/intuitive-parenting-cara-pengasuhan-alternatif-di-era-pandemi?page=all.