Apabila memungkinkan, singkirkan laptop, berkas-berkas dan perlengkapan kerja lainnya dari hadapan kita ketika tidak bekerja. Simpan semuanya di satu lemari.
Menyimpan perlengkapan kerja dapat memberi kita rasa lega secara psikologis selama menikmati waktu luang, dengan memberi isyarat ke otak bahwa kita memiliki "izin" untuk bersantai.
2. Mengganti pakaian
Saat bekerja dari rumah, kita mungkin bisa stres jika memakai pakaian kantoran, karena pakaian tersebut rentan kotor apabila anak atau hewan peliharaan tidak sengaja menumpahkan sesuatu ke baju yang kita kenakan.
Setidaknya, kamu memiliki opsi untuk mengenakan pakaian kerja yang lebih kasual di lingkungan rumah untuk mendapatkan manfaat secara psikologis.
Misalnya, kamu bisa memakai kaus polo dan celana jins, lalu ganti kedua pakaian itu dengan pakaian santai begitu pekerjaan selesai.
Mengenakan pakaian berbeda dinilai mampu membantu otak kita melihat inilah saatnya untuk melakukan sesuatu yang baru.
Jika kita tidak lagi memakai pakaian tidur saat melakukan virtual meeting, maka kita juga akan menerapkan kebiasaan mengganti pakaian rumah dengan pakaian lain meski kita hanya pergi ke toko untuk membeli bumbu dapur.
Intinya, mengganti pakaian bisa membantu kita menciptakan perbedaan antara "waktu kerja" dan "waktu luang".
3. Membuat perjalanan "palsu"
Sebelum kondisi pandemi, perjalanan menuju tempat kerja merupakan masa transisi atau peralihan dari kehidupan di rumah dan kantor.