PT Timah melepaskan ratusan anakan cumi yang menjadi bagian dari restocking cumi di Pantai Tikus Emas, Kabupaten Bangka, Minggu (11/4/2021).
PT Timah melepaskan ratusan anakan cumi yang menjadi bagian dari restocking cumi di Pantai Tikus Emas, Kabupaten Bangka, Minggu (11/4/2021). ( Istimewa)

Reklamasi Laut, PT Timah Lepaskan Ratusan Anakan Cumi di Pantai Tikus Emas

12 April 2021 15:03 WIB

SONORABANGKA.ID - PT Timah melaksanakan kegiatan pelepasan ratusan anakan cumi di Pantai Tikus Emas, Kabupaten Bangka sebagai bagian dari restocking cumi pada Minggu (11/4/2021) kemarin.

Kegiatan restocking cumi tersebut merupakan salah satu upaya PT Timah dalam melakukan reklamasi laut.

Kegiatan ini dikembangkan dengan konsep anak cumi yang dilepaskan berasal dari telur cumi yang menempel pada fish shelter yang ditenggelamkan PT Timah, setelah itu ditetaskan di wadah terkontrol yang telah disiapkan, setelah menetas anakan cumi ini kembali dilepaskan ke laut.

Restocking cumi perlu dilakukan sebab telur cumi yang menempel di fish shelter rentan untuk dimangsa predator sehingga tidak bisa menetas atau tingkat mortalitasnya tinggi. 

 

Untuk itu, perlu dilakukan restocking cumi sehingga telur cumi bisa menetas dan populasi cumi bangka semakin meningkat. 

Dalam melaksanakan restocking cumi, PT Timah bekerja sama dengan Universitas Bangka Belitung dan Yayasan Sayang Babel Kite. 

Dalam melaksanakan reklamasi laut ini, PT Timah juga bekerja sama dengan masyarakat nelayan. 

Kegiatan restocking cumi ini diapresiasi oleh Kementerian ESDM yang diwakili oleh Kasi Perlindungan Lingkungan dari Kementerian ESDM, Jajat Sudrajat. 

Menurut Jajat restocking ini merupakan program berkelanjutan yang masih dalam satu siklus program dari reklamasi laut yang dilakukan PT Timah. 

“Telur cumi yang diambil dari lokasi fish shelter yang sebelumnya ditenggelamkan PT Timah, kemudian ini ditetaskan di darat, lalu dilepaskan lagi ke laut. Ini satu cycle program reklamasi yang dilakukan secara continue. Ini hal yang sangat baik, mungkin ini pertama di Babel bahkan di Indonesia dan kita apresiasi kepada PT Timah dan tim,” terangnya saat menghadiri pelepasan anak cumi seperti termuat dalam rilis, Senin (12/4/2021).

Lewat program ini, dia berharap nantinya dapat berlanjut dan ini bisa menjadi contoh sinergisitas antara penambangan, pariwisata, dan kelautan perikanan.

“Kita berharap ini bisa dilakukan secara continue dan terus berkembang, kita apresiasi juga tim akademisi yang telah turut melaksanakan ini dan juga pengusul KEK yang telah bersedia anakan cumi dilepaskan di kawasan ini,” sebutnya. 

Sementara itu, Pengusul KEK PT Pantai Timur Sungailiat Alexander Lie mengatakan, pihaknya menyambut baik adanya kegiatan pelepasan anak cumi di Pantai Tikus Emas yang merupakan salah satu kawasan yang diusulkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. 

“Tentu ini baik dan ini sinergi yang baik antara pertambangana dan pariwista, kami berharap ini berkelanjutan dan banyak hal bisa dikerjakan bersama. Kalau ada kerjasama ini tentunya ini akan membantu mempercepat kawasan ini ditetapkan menjadi kawasan KEK, kita berharap terus ada sinergi seperti ini dengan PT Timah,” ujarnya.  

Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk, Anggi Siahaan mengatakan restocking cumi ini merupakan upaya untuk pengkayaan populasi cumi bangka, dengan semakin banyaknya cumi bangka diharapkan dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan. 

Ini merupakan pertama kalinya PT Timah melepaskan anakan cumi ini, pasalnya program restocking cumi ini baru dilaksankana tahun ini.

PT Timah menargetkan tahun ini akan mersetocking sekitar 20 ribu anakan cumi. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya artificial reef yang ditenggelamkan PT Timah. 

“Restocking cumi ini kelanjutan dari artificial reef yang kita tenggelamkan beberapa waktu lalu. Untuk sementara ini baru jenis cumi Bangka, karena kan ini telur cumi yang diambil dari fish shelter yang ditenggelamkan, daripada telur cumi di makan ikan buntal atau predator lainnya, jadi kita ambil tetaskan dulu di darat baru nanti dilepaskan lagi,” ujarnya. 

Kedepan, kata dia untuk mendukung pariwata bawah laut, PT Timah juga akan mengkreasikan bentuk artificial reef yang akan ditenggelamkan sehingga akan banyak wisatawan tertarik untuk snorkeling dan/atau diving di kawasan artificial reef. 

“Khusus untuk program restocking cumi ini kita ingin melestarikan cumi yang ada di Bangka, karena kualitas yang bagus dibandingkan di daerah lain, harapan kami dengan semakin banyak fish sehelter yang kita buat mudah-mudahan cumi yang bertelur akan semakin banyak sehingga jumlah yang kita restocking juga semakin banyak, tidak hanya 20 ribu pertahun tapi bisa meningkat,” ujarnya. 

Ia juga berharap, nantinya restocking cumi ini juga bisa bermanfaat bagi masyarakat dan mungkin juga dimanfaatkan akademisi untuk mengembangkan penelitian terkait reklamasi laut maupun restocking cumi. 

“Kita berharap terus bisa bersinergi dan berkolaborasi dengan stakeholder terkait sehingga reklamasi laut yang kita laksanakan ini dapat memperbaiki ekosistem dan juga bermanfaat bagi masyarakat,” katanya. 

Tingkat Keberhasilan Penetasan Capai 80 Persen 

Dosen Kelautan Perikanan Universitas Bangka Belitung, Indra Ambalika Syari yang juga tim bagian dari restocking cumi  mengatakan, restocking cumi yang dilakukan PT Timah terbilang berhasil. Menurutnya, memang masih ditemui beberapa kendala seperti pakan, namun hal ini bisa diatasi dan terus diteliti. 

“Anakan cumi yang kita lepas sekitar 250 ekor anakan cumi, sebetulnya sebelumnya sudah menetas sekitar 2000 ekor. Total presentase yang menetas lebih dari 80 persen dari potensi telur yang kita dapat, tingkat keberhasilan penetasan sekitar 80 persen,” kata Indra. 

Ia menjelaskan, anakan cumi yang dilepas berukuran sekitar 5-7 mili, anakan cumi ini sengaja dilepaskan saat masih berukuran kecil sehingga tahap penyesuaian dengan habitat alaminya lebih cepat dan akan lebih survive dibandingkan jika dilepas saat sudah berukuran besar. 

“Kalau dilepaskan saat masih kecil, kemampuan untuk bisa bertahan hidup dan menyesuaikan habitat alaminya lebih cepat. Kalau dilepaskan saat sudah besar ini berpotensi tidak bisa bertahan lama, karena biasanya kan makananya sudah ada. Kalau masih kecil sudah kita lepaskan di lait lebih survive,” katanya. 

Menurutnya, pihaknya sengaja memilih telur cumi yang sudah tua untuk ditetaskan di wadah terkontrol, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menetas hanya sekitar 1-2 minggu. 

“Kita juga nantinya akan melakukan monitoring untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilannya, terutama untuk yang aritificial reef. Ini akan dilakukan sepanjang tahun karena lokasi telur cumi ini ada di artificial reef. Tahun ini targetnya 20 ribu anakan cumi, ini setiap tahun akan bertambah,” katanya. 

Dengan adanya restocking cumi ini diharapkan, cumi bangka semakin lestari, nelayan bisa menangkap dan bisa menjadi hasil tangkapan utama nelayan karena memang nilai ekonomisnya tinggi. Produksi cumi bangka juga akan semakin meningkat. Kedepan, juga bisa dijadikan kawasan wisata tempat cumi bertelur. 

“PT Timah menjadi contoh reklamasi laut bagi kegiatan penambangan di Indoensia, sudah melakukan reklamasi dengan membuat habitat rumah ikan melalui artificial reef, lalu dilanjutkan dengan pengkayaan populasi dan ini perdana,” katanya.

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Reklamasi Laut, Ratusan Anakan Cumi Dilepaskan PT Timah di Pantai Tikus Emas

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm