SonoraBangka.id - Kemungkinan orang yang sudah divaksin beranggapan, jika mereka bisa lebih "bebas" dan bepergian ke mana saja tanpa harus melakukan tes Covid-19.
Namun faktanya, tes Covid-19 masih tetap diperlukan kendati seseorang sudah divaksin.
"Orang yang divaksin harus dites apakah mereka mengalami gejala-gejala Covid-19 atau jika mereka menilai telah terpapar virus secara signifikan."
Demikian kata Dr Anna P. Durbin, profesor di Johns Hopkins University School of Medicine dan John Hopkins Bloomberg School of Public Health di Baltimore, AS.
Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan orang yang sudah divaksinasi tidak perlu dites Covid-19 dan menjalani karantina usai terpapar, jika orang itu tidak menunjukkan gejala.
"Jika gejala berkembang, semua orang, terlepas dari status sudah divaksin atau belum, harus diisolasi dan dievaluasi secara klinis untuk Covid-19, termasuk tes SARS-CoV-2, jika terindikasi," demikian pernyataan yang dibuat oleh CDC.
Seperti dijelaskan Durbin, vaksin dirancang untuk melindungi tubuh dari penyakit, terutama virus pernapasan.
Bukti dari uji klinis menunjukkan vaksin yang baru-baru ini dikembangkan oleh Pfizer dan Moderna memiliki tingkat efektivitas sekitar 95 persen dalam mencegah gejala Covid-19.
Lalu, berdasarkan data real-world, vaksin mRNA mengurangi risiko infeksi hingga 90 persen.
Dalam pernyataan sebelumnya, Johnson & Johnson menyebutkan vaksin buatan perusahaan itu 72 persen efektif dalam mencegah Covid-19 di Amerika.
Akan tetapi, persentase tersebut menurun menjadi 66 persen dalam uji coba yang lebih besar.
Menurut CDC, data awal juga menunjukkan vaksin Janssen dapat menghambat transmisi Covid-19 tanpa gejala.
Kasus di mana seseorang terinfeksi Covid-19 setelah divaksin jarang ditemui, tapi bisa terjadi, menurut Dr John Whyte, kepala petugas medis dari situs web perawatan kesehatan WebMD. "Vaksin sangat baik, tetapi tidak 100 persen efektif.
Orang yang divaksin harus tetap memerhatikan gejala Covid-19, terutama setelah terpapar dengan seseorang yang dicurigai atau dikonfirmasi Covid-19," begitu pernyataan yang dikeluarkan CDC.
Namun, CDC menambahkan, risiko terinfeksi Covid-19 rendah pada seseorang yang sudah divaksin.
Matthew Binnicker, PhD, direktur Clinical Virology Laboratory di Division of Clinical Microbiology di Mayo Clinic juga memberikan pernyataan terkait hal ini.
"Ada kemungkinan orang yang sudah menyelesaikan rangkaian vaksinasi masih dapat terinfeksi SARS-CoV-2, namun, tingkat penularan setelah vaksin berkurang 70-80 persen dibandingkan orang yang tidak divaksin," ujarnya.
Sementara itu ditambahkannya, jika orang yang divaksin terinfeksi, mereka mungkin melepaskan jumlah virus yang lebih rendah dan untuk jangka waktu lebih singkat dibandingkan orang yang tidak di vaksin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sudah Divaksin, Perlukah Tes Covid-19?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/15/111351620/sudah-divaksin-perlukah-tes-covid-19?page=2.