Sementara, kelebihan lendir ini bisa menurunkan fungsi sistem pertahanan tubuh sehingga mudah terserang infeksi atau penyakit.
Minum air dingin juga memiliki efek dapat menimbulkan sakit kepala meski tarafnya ringan.
Alasan lain mengapa buka puasa dengan air hangat lebih baik daripada air dingin juga nggak terlepas dari manfaat air hangat itu sendiri. FYI, air hangat sendiri dianggap bisa membantu melancarkan proses pencernaan makanan.
Jika tambahkan gula atau dimaniskan, air hangat bisa membantu mengembalikan energi setelah seharian berpuasa.
Meski demikian, dr. Dien tentu nggak bisa melarang orang-orang untuk buka puasa dengan air dingin. Dia hanya menyarankan agar konsumsi air dingin saat buka puasa sebaiknya dapat dilakukan beberapa saat setelah makan besar dan minum air biasa lebih dulu.
Mengutip Healthline, dijelaskan pula bahwa air hangat dapat membantu proses pencernaan. Minuman hangat memiliki efek vasodilator.
Efek ini dapat melebarkan pembuluh darah dan melebarkan pembuluh darah dan merangsang aliran darah agar bergegas menuju usus.
Selain memiliki efek vasodilator, minum air hangat juga dapat menghidrasi tubuh lebih cepat.
Bukan hanya itu, air hangat dianggap dapat membantu sirkulasi darah dan secara keseluruhan membantu tubuh membuang racun lebih cepat.
Minum air putih hangat dapat membantu meningkatkan suhu utama tubuh. Dengan begitu, kelenjar keringat akan terangsang. Saat tubuh berkeringat, racun dalam tubuh pun ikut keluar. (*)
Artikel ini telah tayang di Hai Online dengan judul "Mana yang Lebih Baik? Buka Puasa dengan Minuman Dingin atau Hangat?"