SonoraBangka.id - Pemulihan ekonomi Bangka Belitung terus berlanjut hingga triwulan I 2021. BPS mencatatkan pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,97% (yoy), menunjukkan arah yang membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 1,04% (yoy). Perkembangan tersebut didorong terutama oleh kinerja sektor eksternal yang meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang semakin kuat sehingga turut mendorong peningkatan volume perdagangan global termasuk ekspor komoditas strategis Bangka Belitung.
Perbaikan ekonomi Bangka Belitung pada triwulan ini didorong oleh membaiknya kinerja ekspor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 0,95% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi lebih dalam sebesar 0,63% (yoy). Perbaikan kinerja ekspor terutama ditopang oleh peningkatan permintaan dari negara mitra dagang utama, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat. Hal ini tercermin dari peningkatan harga logam timah pada triwulan I 2021 dengan rata-rata sebesar 23.695 USD/MTon atau tumbuh 45,68% (yoy), sementara pada akhir April 2021 harga logam timah berhasil menyentuh 28.680 USD/MTon dan mencapai nilai tertinggi sejak 5 tahun terakhir. Adapun komoditas unggulan lainnya seperti CPO, karet, dan lada juga menunjukkan tren peningkatan harga selama triwulan I 2021.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. Kep. Bangka Belitung Tantan Heroika S. Menyampaikan Perkembangan positif pada sektor eksternal mendorong perbaikan kinerja investasi meskipun masih terkontraksi sebesar 2,90% (yoy), namun membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 6,53% (yoy). Sementara itu, konsumsi rumah tangga tercatat masih mengalami kontraksi sebesar 2,33% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 1,85% (yoy), didorong oleh preferensi rumah tangga yang masih menahan konsumsi dan mengalihkannya dalam bentuk tabungan untuk berjaga-jaga ditengah tingginya kasus COVID-19 di Babel. Konsumsi pemerintah juga tercatat terkontraksi sebesar 7,99%(yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 3,43% (yoy), didorong oleh masih terbatasanya aktivitas pemerintah ditengah menurunnya pendapatan daerah selama pandemi COVID-19.
"Dari sisi stabilitas sistem keuangan, pandemi yang terus berlanjut masih menahan laju konsumsi masyarakat yang tercermin dari meningkatnya pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan dari perorangan serta melambatnya pertumbuhan kredit konsumsi. DPK perorangan meningkat dari 6,99% (yoy) di triwulan IV 2020 menjadi 8,67% (yoy) di triwulan I 2021,"katanya.
Sementara itu, Tantan Heroika.S menjelaskan kredit konsumsi di Bangka Belitung tercatat melambat dari 0,41% (yoy) pada triwulan IV 2020 menjadi kontraksi 1,56% (yoy) pada triwulan I 2021. Hal ini dipengaruhi oleh adanya penurunan kredit kepemilikan kendaraan hingga 29,73% (yoy).
Di sisi lapangan usaha, kinerja sebagian besar LU melanjutkan perbaikan, khususnya LU utama yaitu industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan. LU industri pengolahan tercatat tumbuh sebesar 5,16% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4,94% (yoy).
"Demikian halnya dengan LU pertambangan dan penggalian yang juga mengalami perbaikan kinerja meskipun masih terkontraksi sebesar 1,62% (yoy), namun membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 8,51% (yoy). Perbaikan kedua kinerja LU dimaksud didorong oleh perbaikan kinerja industri pengolahan logam timah dan CPO karena peningkatan harga komoditas global, peningkatan jumlah smelter yang memenuhi persyaratan ijin ekspor logam timah, serta dukungan pemerintah daerah untuk mendorong kinerja LU pertambangan,",ungkapnya.
Selanjutnya, sektor perdagangan juga tercatat mengalami perbaikan didorong oleh normalisasi aktivitas ekonomi masyarakat dengan tetap disiplin penerapan protokol COVID 19. Sementara itu, LU pertanian tercatat tumbuh sebesar 4,14% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 14,42% (yoy), didorong oleh penurunan produksi kelapa sawit, karet, lada, dan perikanan sesuai dengan pola siklikal pada awal tahun.
"Ke depan, pertumbuhan ekonomi diprakirakan akan terus membaik sejalan dengan prospek pemulihan ekonomi global yang semakin kuat dan dorongan stimulus kebijakan yang berlanjut. Keberhasilan penanganan Covid-19 menjadi kondisi prasyarat proses pemulihan ekonomi. Sejalan dengan hal tersebut, hasil survei konsumen Bank Indonesia pada triwulan I 2021 juga menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian kedepan (Indeks Ekspektasi Konsumen) tetap berada dilevel optimis sebesar 105,44. Untuk itu, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung diprakirakan meningkat secara bertahap pada 2021,"tutur Tantan Heroika.
Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dan instansi/lembaga terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi. Bank Indonesia bersama pemerintah daerah juga mendorong percepatan digitalisasi ekonomi melalui perluasan pemanfaatan sistem pembayaran non tunai (penggunaan QR Code Indonesia Standard - QRIS), pengembangan UMKM go digital, intensifikasi digitalisasi produk dan layanan publik, promosi kegiatan wisata, dan optimalisasi realisasi fiskal pemerintah daerah.
"Bank Indonesia bersama dengan Otoritas Jasa Perbankan (OJK) dan perbankan juga terus mendorong peningkatan fungsi intermediasi perbankan untuk perluasan akses kredit khususnya bagi UMKM melalui pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi pada tahun 2021,"pungkasnya.