SONORABANGKA.ID - Melakukan Modifikasi mobil di Indonesia banyak dijumpai dengan berbagai model dan variasi. Salah satunya yakni dengan mengubah ukuran ban dengan tapak yang lebih kecil sehingga ban terlihat seperti bentuk donat.
Zulpata Zainal, On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal, mengatakan, penggunaan ban donat kalau hanya untuk style tidak terlalu bemasalah asalkan tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama. Hal seperti itu tidak direkomendasikan oleh pabrikan ban.
"Jadi sebenarnya ban ukuran yang lebar harusnya di pasang di pelek yang ukurannya lebar juga, harus sesuai. Kalau dibuat seperti mendonat dari pabrikan sendiri sebenarnya tidak disarankan untuk seperti itu," kata Zulpata kepada Kompas.com, Sabtu (22/5/2021).
Menurut Zulpata, ban yang digunakan tidak sesuai ukurannya berpotensi untuk merusak ban tersebut. Selain itu fungsi ban sendiri untuk meredam getaran pada mobil juga akan tidak optimal lagi.
"Kalau untuk penampilan sih bagus ya, kelihatan lucu. Tapi kalau untuk ban sebenarnya kasihan, karena dinding samping ban (side wall) tertarik. jadi kitab terasanya ban akan semakin keras," ucap Zulpata.
Pada dasarnya ban jenis radial untuk kenyamanan bertumpu pada sisi samping ban, bukan dari telapak ban. Kalau dinding ban ditarik maka ban tidak akan bekerja secara optimal lagi.
Zulpata menambahkan, untuk ukuran ban sebenarnya sudah ada aturannya, untuk pelek dengan lebar tertentu harus sesuai dengan ukuran bannya. Termasuk juga untuk model ban yang dimodif dengan chamber negatif. Hal itu akan membuat ban aus dengan tidak merata.
"Cuman kalau mau seperti itu ya gapapa, tapi nati siap-siap ada fungsi lain yang dikorbankan. Untuk style atau gaya bisa mengorbankan kenyamanan dan juga resiko aus ban yang tidak merata," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Risiko Modifikasi Ban Donat, Tidak Direkomendasikan", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/23/090100315/risiko-modifikasi-ban-donat-tidak-direkomendasikan.