"Kita mengoordinasikan gerakan motorik dengan suara yang didengar dan pola visual dari musik tertulis," jelas Dorris.
"Musik disebut sebagai latihan seluruh bagian untuk otak dan menurut kami musik itu unik karena menyertakan banyak sistem sekaligus," sambung dia.
Menurutnya, kebiasaan bermain musik juga berdampak positif pada suasana hati dan kualitas hidup. Jadi, lanjutkan untuk tetap bermain musik, berapa pun usia kita.
"Karena kami melihat efek positif di semua aktivitas terkait musik, setiap orang dapat memilih aktivitas apa pun yang berkaitan dengan musik," katanya.
"Baik itu bernyanyi dalam paduan suara atau mengikuti kelas musik online, kita harus berpartisipasi secara aktif dalam proses pembuatan musik," lanjut dia.
Para peneliti mencatat, meski ada lansia yang belum memiliki penyakit alzheimer, 15 persen dari mereka kemungkinan besar memiliki gangguan kognitif ringan dan 38 persen akan mengembangkan alzheimer dalam waktu lima tahun.
Semua hal ini bisa bertambah seiring waktu, tetapi kita harus memastikan bahwa tubuh dan pikiran menjadi lebih sehat untuk tahun-tahun mendatang.
Jadi, untuk mengurangi risiko demensia, penting juga bagi kita tetap aktif setiap hari, mengonsumsi makanan sehat, bersosialisasi dan berhubungan dengan orang yang dicintai, mengatasi stres, serta tidur yang cukup.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bermain Musik Dapat Mengurangi Gejala Demensia? Ini Penjelasannya", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/06/01/195004620/bermain-musik-dapat-mengurangi-gejala-demensia-ini-penjelasannya?page=2.