Pelaku perbankan, pasar modal dan warga lanjut usia (lansia) saat menerima suntikan vaksin Sinovac di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Pusat, Rabu (31/3/2021). Sebanyak 780 orang telah terdaftar untuk menerima dosis vaksin yang diselenggarakan PT Bursa Efek Indonesia (BEI)
Pelaku perbankan, pasar modal dan warga lanjut usia (lansia) saat menerima suntikan vaksin Sinovac di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Pusat, Rabu (31/3/2021). Sebanyak 780 orang telah terdaftar untuk menerima dosis vaksin yang diselenggarakan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) ( (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) )

Dapati Izin oleh WHO, Vaksin Covid-19 Sinovac Masuk dalam COVAX

2 Juni 2021 16:14 WIB

SONORABANGKA.ID - Setelah digunakan oleh sejumlah negara, termasuk di Indonesia, akhirnya vaksin Covid-19 buatan Sinovac kantongi izin untuk penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sinovac, vaksin China yang akhirnya mengantongi izin EUA dari WHO, sehingga dapat digunakan di negara-negara berpenghasilan rendah dalam program global, COVAX.

Seperti dilansir dari Reuters, Rabu (2/6/2021), daftar darurat WHO adalah sinyal bagi regulator nasional tentang keamanan dan kemanjuran produk yang memungkinkan vaksin Sinovac untuk bergabung dalan COVAX.

Untuk diketahui bahwa COVAX merupakan program global yang menyediakan vaksin terutama untuk negara-negara miskin, yang menghadapi kesulitan pasokan utama vaksin Covid-19 karena pembatasan ekspor dari India. Panel ahli independen WHO mengatakan bahwa mereka merekomendasikan vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech untuk orang dewasa di atas usia 18 tahun.


Namun, tidak ada batasan usia atas, karena data menyarankan kemungkinan memiliki efek perlindungan pada orang tua. Kelompok penasihat teknis WHO telah bertemu pada 5 Mei lalu untuk membuat keputusan setelah meninjau data hasil uji klinis terbaru terkait keamanan dan kemanjuran vaksin Sinovac, serta praktik manufaktur perusahaan.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyambut baik hal ini. Tedros menyebut vaksin China ini aman dan efektif, serta mencatat persyaratan penyimpanan yang mudah, sehingga membuat vaksin virus corona tersebut cocok untuk disalurkan ke negara-negara berpenghasilan rendah.


"Sekarang penting untuk memberikan alat penyelamat ini kepada orang-orang yang membutuhkannya dengan cepat," ujar Tedros dalam sebuah pernyataan. CoronaVac, nama vaksin Covid-19 yang disematkan Sinovac, adalah vaksin kedelapan yang kantongi izin dari WHO dan masuk dalam daftar program COVAX untuk memerangi pandemi virus corona ini.

Vaksin kedua yang dikembangkan oleh perusahaan China, setelah 7 Mei lalu, vaksin Sinopharm mendapat dukungan sejumlah negara. Sementara itu, selain vaksin Sinovac, vaksin Covid-19 buatan China yang ketiga produksi CanSino Biologics, telah mengirimkan data uji klinis, namun belum ada jadwal untuk ditinjau oleh para ahli WHO.


Sinovac mengungkapkan bahwa mereka telah memasok lebih dari 600 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkannya di dalam dan luar negeri hingga akhir Mei dan lebih dari 430 juta dosis telah disalurkan.


Lampu hijau yang diberikan oleh WHO telah berdasarkan peninjauan data uji klinis atas vaksin Covid-19 tersebut yang menunjukkan berbagai tingkat kemanjuran atau efikasi vaksin. WHO menyampaikan bahwa hasil data yang ditinjau menunjukkan vaksin berbasis inactivated virus tersebut dapat mencegah penyakit bergejala pada 51 persen dari mereka yang telah menerima vaksinasi.

Sementara itu, data juga menunjukkan vaksin ini juga melindungi infeksi parah dari Covid-19 yang menyebabkan rawat inap pada 100 persen populasi yang diteliti. Para ahli Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) mengungkapkan sebelumnya bahwa efikasi vaksin dalam uji klinis fase 3 multi-negara berkisar antara 51-84 persen.


Di Indonesia, pada bulan Mei 2021, studi terhadap vaksin Sinovac terhadap 120.000 tenaga kesehatan yang telah menerima vaksin tersebut, menemukan kemanjuran vaksin CoronoVac, 94 persen efektif mencegah penyakit simtomatik.

Dalam evaluasi awal itu, panel SAGE menemukan suntikan vaksin virus corona ini efektif dalam mencegah Covid-19 pada orang dewasa di bawah 60 tahun, tetapi beberapa data kualitas tentang risiko efek samping vaksin Covid-19 yang serius masih kurang.

Mengutip dari bukti kesenjangan keamanan dalam kehamilan, dan tentang keamanan, serta perlindungan klinis pada orang yang lebih tua, orang dengan penyakit penyerta atau komorbid, dan evaluasi efek samping jarang terjadi.

Pakar SAGE yang mengeluarkan rekomendasi kebijakan untuk negara bagian dan pedoman dosis, telah meninjau vaksin Sinovac pada Mei lalu.

Ketua dan kepala eksekutif Sinovac Weidong Yin mengatakan bahwa uji klinis telah memberikan dasar ilmiah yang kuat, agar suntikan pembuat obat itu disetujui oleh lebih dari 40 negara dan oleh WHO.

China sudah menyebarkan ratusan juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinopharm dan Sinovac di dalam negeri dan mengekspornya ke banyak negara, terutama di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kantongi Izin WHO, Vaksin Covid-19 Sinovac Masuk dalam COVAX", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/02/160100723/kantongi-izin-who-vaksin-covid-19-sinovac-masuk-dalam-covax?page=2.

Sumberkompas
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
101.1 fm
103.5 fm
105.9 fm
94.4 fm