Ujaran semacam ini memberikan perasaan tidak nyaman pada pendengarnya alih-alih merasa tersanjung.
Lalu, tak sedikit pula orang yang kerap "dipaksa" untuk terbiasa menerima ucapan tersebut dengan dalih pujian.
Bukan hanya wanita, pria juga sering menjadi objeknya. Di sisi lain, -seperti disinggung di atas, banyak orang yang secara tidak sadar melontarkan ucapan yang tergolong dalam pelecehan seksual ini.
Nah untuk memastikan tidak membuat kesalahan semacam ini, berikut ini adalah cara mengetahui apakah kalimat kita termasuk pujian atau pelecehan.
Cocok disampaikan pada orang terdekat
Cara mudah membedakan pujian dengan kalimat seksis adalah dengan mengenali apakah kalimat atau kata yang kita ucapkan bisa dilontarkan pada teman dekat atau pun keluarga.
Misalnya, kita bisa membayangkan bahwa kata atau kalimat itu bisa kita katakan pada kakak, adik, atau teman akrab lainnya.
Sebab, pujian 'kan bisa disampaikan kepada semua orang, termasuk orang tersayang, bukan?
Jadi, jika kalimat yang ingin kita sampaikan itu juga bisa dikatakan pada orang terdekat, maka itu tidak termasuk kategori harassment.
Tujuannya membuat orang lain senang
Pujian seharusnya membuat orang merasa tersanjung dan senang.
Jadi, jika malah memunculkan perasaan takut atau direndahkan maka ucapan itu tergolong sebagai pelecehan.
Pelecehan sangat kuat relasinya dengan perasaan berkuasa sehingga kerap kali dilontarkan untuk membuat orang merasa lemah dan takut.