Tidak memiliki tujuan khusus
Seperti dikutip dari laman Bustle, disebutkan, jika kita mencoba mendapatkan reaksi dari seseorang setelah memujinya, maka hal itu bukanlah sanjungan sesungguhnya.
Sebab, terbukti ada motif tertentu yang dimaksudkan dari kalimat tersebut.
Jadi jika kita mengucapkan hal itu dan berharap direspons, maka itu sudah masuk dalam kategori pelecehan.
Ingin mendengarnya sendiri
Jika kita merasa tersinggung saat kalimat itu ditujukan pada kita, maka jangan ucapkan pujian tersebut.
Hal serupa juga berlaku jika kalimat itu bisa membuat adik atau kakak kita merasa tidak nyaman.
Dapat membangun hubungan baik
Kalimat yang benar-benar ditujukan sebagai pujian dapat membantu untuk menjalin hubungan baik dengan pendengarnya.
Misalnya, saat ucapan tulus yang disampaikan ke calon klien atas prestasi terbarunya.
Sebaliknya, ucapan seksis yang termasuk pelecehan dapat membuat orang merasa tidak nyaman dan enggan menjalin komunikasi.
Mendapatkan respons positif Masih banyak orang, pria atau wanita, yang sulit membedakan mana pujian dan pelecehan.
Jika berbagai cara di atas tidak efektif, cek respons yang mereka berikan setelah ucapan tersebut dikatakan.
Jika responsnya negatif seperti memalingkan muka atau raut wajah tersinggung, maka ucapan itu tergolong pelecehan baginya.
Jadi, segeralah sampaikan permintaan maaaf dan berjanji untuk tidak mengulangi hal yang serupa.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Cara Kenali Beda antara Pujian dan Pelecehan ", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/03/24/142658020/6-cara-kenali-beda-antara-pujian-dan-pelecehan?page=3.