"Remaja yang dibully dua kali lebih mungkin untuk memikirkan dan merencanakan bunuh diri dibandingkan dengan remaja yang tidak dibully," terangnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan Medical Xpress, diketahui ada banyak faktor yang berperan dalam menghubungkan perundungan dengan potensi bunuh diri.
Faktor tersebut mencakup tiga gaya gaya hidup yang berkontribusi pada risiko bunuh diri yakni kesepian, gangguan tidur, dan konsumsi alkohol.
Ketiga faktor ini berperan penting dalam empat sampai sembilan persen kasus bunuh diri pada remaja yang mengalami perundungan.
Masalahnya, semua faktor ini adalah bagian dari sebuah siklus yang saling berhubungan satu sama lain.
Misalnya, kesepian dapat menyebabkan remaja mengalami masalah tidur dan membuat mereka mengonsumsi alkohol untuk mengatasinya.
Nah, memang sangat penting bagi orangtua ataupun tenaga medis profesional untuk mengetahui faktor-faktor ini dan dapat melakukan intervensi dengan cara yang lebih efisien sebelum terlambat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenali Risiko Bunuh Diri pada Remaja yang Di-Bully", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/06/11/175458620/kenali-risiko-bunuh-diri-pada-remaja-yang-di-bully.