apli
SonoraBangka.id - Baru-baru ini tidak sedikit nasabah aplikasi pinjaman online (pinjol) mengeluhkan perilaku penyedia aplikasi yang dianggap melanggar privasi.
Para penagih utang menyebar infomasi nasabah kepada semua kontak yang ada di ponsel milik nasabah. Kok bisa aplikasi mengakses data kontak kita?
Abimanyu, pakar telematika di Indonesia menjelaskan, berdasarkan jenisnya terdapat dua kelompok aplikasi besar, yaitu online dan offline.
Aplikasi online baru bisa digunakan apabila terkoneksi dengan server. Sebaliknya, aplikasi offline dapat digunakan kapan pun meski tanpa koneksi internet, tanpa harus terhubung dengan server penyedia aplikasi.
Aplikasi yang berbasis online inilah yang dapat menyimpan seluruh aktivitas pengguna ponsel.
“Kepada siapa dia berhubungan, dengan siapa dia berkirim pesan, kapan dia gunakan, semua informasi tersebut bisa diolah dan diterima penyedia layanan,” jelas Abimanyu kepada NOVA.
Perlu diketahui, hal tersebut tidaklah melanggar privasi pengguna, karena sebetulnya sudah dijelaskan dalam klausul saat pengguna ponsel akan menginstal aplikasi tersebut.
Sayangnya, rata-rata pengguna tidak detail saat membaca atau bahkan tak membaca klausul tersebut sama sekali sebelum menginstal.
“Dengan demikian aplikasi ini bisa merekam tapi apakah aplikasinya memberi info hal itu, belum tentu.
Normalnya, sih, ada info secara eksplisit. Kalau tidak, bisa jadi itu aplikasi nakal.
Bukan untuk urusan online, tetapi dibalik itu dia tetap mengirimkan data-data, aktivitas yang seharusnya tidak disampaikan kepada server, tetapi si pengguna tidak diberitahu,” tambah Abimanyu.
Abimanyu menilai, masyarakat Indonesia saat ini tidak terlalu application awere.
Katanya, “Sangat loyal dengan aplikasi yang sudah dipakai. Kalau ada aplikasi sejenis merek B, C, D, E, dia tidak tertarik mencobanya.”
Celakanya, menurut Abimanyu, sangat loyal di sini biasanya karena kita malas mengupayakan mencari fitur lebih baik dengan melakukan perbandingan terhadap aplikasi lain yang sejenis.
Cara Aman Pakai Aplikasi
Salah satu cara aman pakai aplikasi adalah dengan menginstal dari penyedia aplikasi resmi.
Menurut Abimanyu, paling tidak saat ini ada tiga penyedia aplikasi resmi seperti PlayStore untuk pengguna Android, AppStore bagi pemilik gadget bersystem operasi iOS, dan Galaxy Store bagi pemilik gadget Samsung.
Setiap aplikasi yang diunduh dari tiga sumber tersebut, dipastikan telah diuji Google bahwa aplikasi tersebut tak menyulitkan penggunanya, seperti kemungkinan pencurian data dan sebagainya.
Untuk ponsel jenis Android terdapat fitur untrusted sources, yang memungkinkan pengguna bisa menggunakan aplikasi yang tidak terdaftar di Google.
Abimanyu menyarankan agar pengguna tidak menghidupkan fitur tersebut.
“Dari untrusted sources sangat mungkin itu (pencurian data dan sebagainya) terjadi. Tentu dari yang untrusted souces memberikan iming-iming agar menggunakan aplikasinya. Lebih baik kita tidak kemakan janji, biarkan semuanya Google yang periksa,” tambah Abimanyu.
Selain memilih aplikasi terpercaya, jangan malas untuk membaca klausul atau syarat dan ketentuan sebuah aplikasi sebelum diinstal.
Jangan sampai kita membagikan aksesnya, tanpa jelas kegunaannya. Misalnya ada aplikasi yang tidak ada hubungannya dengan kamera dan galeri, tetapi aplikasi ini minta diizinkan mengakses kamera atau galeri foto.
Sebaiknya jangan pakai aplikasi tersebut, berbeda ceritanya jika aplikasi itu untuk edit gambar.
“Kalau tidak ada relevansinya dan minta akses membuka kamera, jangan-jangan nanti dia merekam muka kita selagi diaktifkan. Padahal kita enggak sadar, kalau aplikasi tersebut merekam gambar kita, cuma karena kita approve dan memberikan izin untuk buka kamera kita,” kata Abimanyu.