Dalam mengembangkan pabrik baterai kendaraan listrik dari hulu ke hilir, IBC bermitra dengan konsorsium LG dari Korea Selatan dan konsorsium Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China.
IBC sendiri dibentuk oleh empat BUMN yaitu Mining and Industry Indonesia (Mind ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam).
"Sedangkan yang akan dilakukan IBC pada end-to-end pertama di mining, yang dominan nanti adalah Antam dan Mind ID. Kemudian pada cathode battery precursor, diisi Mind ID dan Pertamina," kata Toto.
"Sebab, saya lihat proses di sana banyak yang mirip seperti pabrik-pabrik Pertamina," tambahnya.
Ketiga, untuk EV battery cell & pack, ada Pertamina dan PLN yang akan melakukan pengembangan secara bersamaan. Kemudian di sisi energy storage system yang dominan adalah PLN, termasuk menyuplai energi listriknya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Butuh Rp 216,9 T untuk Industri Baterai Mobil Listrik", Klik untuk baca: https://otomotif.kompas.com/read/2021/06/25/070200015/indonesia-butuh-rp-216-9-t-untuk-industri-baterai-mobil-listrik?page=all#page2.