SonoraBangka.id - Bagi pasien Covid-19, baik yang bergejala ringan atau bahkan tanpa gejala biasa dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri (isoma) di rumah masing-masing.
Melansir dari Kompas.com. mencuci dan desinfeksi adalah proses yang berbeda. Mencuci merupakan proses yang melibatkan menghilangkan kotoran dan kuman dari permukaan.
Meskipun pembersihan dapat menurunkan risiko penyebaran agen infeksi, seperti virus dan bakteri, pembersihan tidak membunuh mereka.
Oleh karena itu, perlu melakukan desinfeksi dengan menggunakan bahan kimia pembunuh kuman.
Otoritas kesehatan masyarakat, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mengatakan bahwa SARS-CoV-2 menyebar dari orang ke orang melalui kontak tidak langsung dan langsung dengan droplet pernapasan yang mengandung virus.
Tindakan pencegahan, seperti jarak fisik, karantina, dan isolasi diri, dapat membantu mengurangi risiko penularan langsung.
Namun, tetesan pernapasan bisa jatuh pada benda dan permukaan. SARS-CoV-2 dapat masuk ke tubuh seseorang jika mereka menyentuh permukaan ini dan kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka.
Studi berjudul “Persistence of coronaviruses on inanimate surfaces and their inactivation with biocidal agents” menunjukkan bahwa virus corona dapat menempel di permukaan logam, kaca, dan plastik hingga 9 hari.
Studi lain melaporkan bahwa virus tetap menular selama 3–7 hari pada permukaan kaca, baja tahan karat, dan plastik, dan kurang dari 2 hari pada kayu dan kain.
Temuan mereka juga menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 sangat sensitif terhadap panas. Setelah dipanaskan dalam suhu 70 derajat celcius, virus menjadi tidak aktif dalam waktu 5 menit.
Desinfeksi permukaan dengan 0,1 persen natrium hipoklorit (pemutih), 0,5 persen hidrogen peroksida, atau etanol 62 - 71 persen secara efektif menonaktifkan sebagian besar virus corona sehingga tidak membuat mereka menular.
Barang-barang yang digunakan oleh pasien Covid-19 merupakan barang yang perlu mendapat perlakuan khusus untuk mencegah potensi menularkan ke orang lain.
Hal ini mengingat barang-barang tersebut bisa saja telah ditempeli virus SARS-CoV-2, termasuk pakaian.