"Studi menunjukkan, mendidik dan melatih pasangan muda tentang teknik psikologi positif, keterampilan komunikasi, dan strategi mengasuh anak mungkin bermanfaat."
"Keterampilan itu berguna untuk mengembangkan ketahanan keluarga dan meningkatkan kepuasan pernikahan," kata Lev-Ari lagi.
"Teknik-teknik ini mungkin berguna diimplementasikan sebagai bagian dari strategi promosi kesehatan yang dirancang untuk masyarakat umum," tambah dia.
LeMonda yang meski tak berperan dalam penelitian ini juga memberi pendapat, orang tua umumnya dikaitkan dengan umur panjang.
"Ada kemungkinan bahwa mereka yang berada dalam pernikahan yang tidak sehat cenderung tidak memiliki anak."
"Atau, mereka mungkin berada dalam situasi yang membuat tingkat stres mereka lebih tinggi dibandingkan stres karena anak," kata dia.
"Penelitian ini menyoroti pentingnya hubungan yang sehat dan kebutuhan kita akan dukungan sosial yang kuat dan perasaan terhubung dengan orang yang kita cintai," ungkap LeMonda.
Nah, penelitian baru ini juga telah diterbitkan di Journal of Clinical Medicine.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pernikahan Tidak Bahagia Bikin Lelaki Umur Pendek, Benarkah?", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/12/155123920/pernikahan-tidak-bahagia-bikin-lelaki-umur-pendek-benarkah?page=3.