Menurut Ronald, lonjakan kasus lebih disebabkan karena abainya sekelompok masyarakat terhadap protokol kesehatan dalam periode waktu tertentu.
"Kita tahu, di media-media dikatakan pusat wisata dibuka, berkerumun, dan sebagainya. 2-3 minggu kejadian.
Maka setelah itu terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang luar biasa," katanya.
Ronald menegaskan, apapun variannya, strategi utamanya tetap kembali pada penerapan protokol kesehatan yang ketat, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga kontak dekat, membatasi mobilitas, hingga menghindari kerumunan.
"Kalau ada perubahan model transmisi, maka protokol akan berubah. Tapi pada kenyataannya WHO tidak mengubah protokol kesehatannya," kata Ronald.
Strategi lainnya adalah mendapatkan vaksinasi.
Sejauh ini, baik WHO maupun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan bahwa vaksin yang saat ini ada masih cukup efektif untuk mengatasi varian baru.
"Vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia pada saat kita mau vaksin. WHO dan CDC tidak mengadakan perbandingan satu vaksin dan yang lain. Yang digencarkan hanya dua, yakni protokol kesehatan harus didisiplinkan dan penyebarluasan pelaksanaan vaksin," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bisakah Covid-19 Varian Delta Menular Saat Berpapasan? Ini Kata Ahli", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/12/200202520/bisakah-covid-19-varian-delta-menular-saat-berpapasan-ini-kata-ahli.